Nakita.id - Daging merah menjadi salah satu menu makanan yang disukai oleh semua orang.
Daging bisa dimasak menjadi berbagai macam hidangan, mulai dari yang berkuah sampai tumis.
Bahkan, tidak sedikit orang yang menikmati daging panggang dengan tambahan sayuran.
Hanya saja, banyak penelitian mengurai bahaya konsumsi daging olahan atau daging yang diproses panjang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan daging olahan sebagai makanan mengandung karsinogen kelompok satu.
Daging olahan yang dimaksud seperti sosis, kornet, daging burger instan dll.
Sementara daging merah masuk dalam kategori makanan mengandung karsinogen kelompok 2.
Oleh sebab itu, daging merah berpotensi besar memicu beberapa jenis kanker, terutama kanker usus besar.
Studi dari WHO menunjukkan, makan lebih dari 100 gram daging merah per hari dapat meningkatkan risiko kanker hingga 17%.
Maka salah satu cara yang bisa Moms lakukan adalah membatasi asupan jumlah daging merah dan olahannya.
American Institues for Cancer Research merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 500 gram daging merah per minggu.
Dapatkan asupan protein dari ikan, ayam, tempe-tahu, dan kacang-kacangan sebagai gantinya.
Tidak hanya bisa memicu kanker dan memperpendek umur, konsumsi daging olahan bisa menyebabkan penuaan kulit.
Dikutip dari Kompas.com, diketahui kalau makanan tertentu bisa menyebabkan jerawat bahkan mempercepat kemunculan garis halus dan kerutan.
"Makanan cepat saji, produk susu, gula dan cokelat, dan makanan yang digoreng semuanya berpotensi menyebabkan pembentukan garis-garis halus, kerutan, jerawat, dan warna kulit tidak merata," jelas Michele Green, MD, dokter kulit kosmetik.
Dalam kasus ini, daging olahan mengandung lemak jenuh dan nitrat dalam jumlah tinggi.
Ini akan menyebabkan peradangan pada tubuh dan merusak kulit.
“Makan daging dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi dapat berkontribusi pada pembentukan jerawat,” catat Dr. Green.
"Ini karena potongan daging yang lebih berlemak dikaitkan dengan pertumbuhan insulin yang tinggi,"
"Faktor pertumbuhan insulin merangsang produksi hormon seks (androgen) yang memicu peningkatan produksi sebum dan akhirnya, pembentukan jerawat."