Nakita.id – Setiap orang tentunya memiliki masalah. Entah itu mengenai karir, kesehatan, atau asmara, kita semua selalu diuji untuk bisa melewatinya.
Seorang perempuan bernama Teller, asal Washington ini misalnya.
Dilansir dari chinapress.com, Teller harus menerima kenyataan akan penyakit serius yang dideritanya.
BACA JUGA: Iris Lemon dalam Mangkuk dan Letakkan di Kamar Tidur, Ini Alasannya
Ketika menginjak usia 20 tahun, ia didiagnosis menderita penyakit cystic fibrosis.
Cystic fibrosis adalah suatu penyakit yang menyerang paru-paru dan sistem pencernaan.
Tak cukup sampai disitu, penyakit ini juga berakibat fatal bagi sendi-sendi tubuhnya.
Alhasil, ia sulit menyeimbangkan diri ketika berjalan dan harus selalu duduk di kursi roda ketika beraktivitas.
"Saya jadi biasa duduk di kursi roda setiap hari," kata Teller.
Awalnya, ia merasa begitu sedih dan terpuruk. Beruntung, ia adalah orang yang kuat dan tegar.
BACA JUGA: Berat Badan Artis Korea Ini Hanya 43 kg - 48 kg, Penggemarnya Khawatir
Ia tidak ingin hidupnya sia-sia meski berada di atas kursi roda.
Teller ingin membuktikan bahwa seseorang yang memiliki kesehatan buruk pun bisa berkarir hebat.
Kecintaannya akan dunia fashion ia curahkan melalui desain baju dan menciptakan usaha penjualan busana perempuan.
Tak cukup sampai disitu, ia juga banyak mendesain kursi roda agar terlihat cantik bagi para pemakainya.
Ia mendesain warna kursi roda yang bermacam-macam, hingga memberi motif-motif cantik berupa bunga atau bintang.
Dia menulis di twitter, “Ketika saya di kursi roda, saya merasa jelek sehingga saya ingin membuktikan bahwa di atas kursi roda pun bisa bergaya.”
Teller ingin membuktikan bahwa duduk di kursi roda tidak selamanya ketinggalan dalam tren fashion.
Bagi orang yang harus berada di atas kursi roda pun bisa tampil bergaya.
Berkat kerja kerasnya, ia menjadi seorang yang sukses dalam dunia fashion.
Kisahnya yang ia bagi melalui channel youtube banyak menginspirasi banyak orang.
BACA JUGA: Bahaya! Ibu Hamil Jangan Lakukan 5 Macam Olahraga Ini
Banyak yang mengaku sebelumnya merasa depresi karena didiagnosis penyakit tertentu, menjadi termotivasi untuk mengejar cita-cita seperti Teller. (*)