Inilah Deretan Mitos Tumbuh Kembang Anak yang Paling Sering Dipercaya, Dokter Ungkap Faktanya

By Gabriela Stefani, Kamis, 2 September 2021 | 13:45 WIB
mitos tumbuh kembang anak (Freepik)

Nakita.id - Tumbuh kembang anak menjadi salah satu hal yang tidak boleh luput dari pantauan orangtua.

Dan perlu diingat bahwa yang dipantau yaitu pertembuhan dan perkembangannya, jadi bukan salah satunya saja.

Artinya Moms memantau pertumbuhannya yang meliputi berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala.

Baca Juga: Bukan Cuma Bikin Kecanduan, Penggunaan Gadget yang Tak Terbatas Ternyata Juga Bisa Timbulkan Masalah Tumbuh Kembang Anak, Simak Penjelasannya

Sekaligus juga memantau perkembangannya seperti motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan sosialnya.

Tetapi di tengah pemantauan tumbuh kembang anak, kerap ditemukan mitos-mitos yang beredar.

Agar Moms tidak lagi terkecoh, dalam wawancaranya bersama dokter anak dr Loysa Ladydi SpA MKed Klin meluruskan mitos tumbuh kembang anak yang selama ini beredar.

1. Bayi susu formula tumbuh kembangnya akan lebih lambat dibandingkan bayi ASI

dr. Loysa Ladydi, Sp.A, M.Ked Klin

dr. Loysia meluruskan bahwa hal ini hanyalah mitos karena pemberian susu formula tidak ada hubungannya dengan tumbuh kembang bayi.

"Ada nggak dengan pemberian susu formula dia bisa memiliki anak yang sehat anak yang kuat? Ada dong,"

"Terus apakah ada hubungannya tumbuhan dan perkembangan dapat mengganggu pada anak yang minum susu formula? Tidak ada hubungannya," jelas dokter yang praktik di RS Almah Tanjung Pandan, Belitung.

Baca Juga: Tak Bisa Disepelekan, Ketahui Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Pada Anak yang Tumbuh Kembangnya Terlambat

Semua ini kembali lagi kepada asah, asih, dan asuh baik untuk bayi susu formula ataupun bayi ASI.

2. Kalau anak belum bisa berjalan biarkan saja karena akan bisa dengan sendirinya

dr. Loysa menekankan perlu diketahui dulu usia berapa saat anak terlambat jalan tersebut.

Kalau sudah usia 20 bulan tapi Si Kecil belum bisa jalan, maka hal ini tidak boleh dibiarkan.

"Kalau dibiarkan saja justru membuat dia jadi tidak bisa berjalan sama sekali. Tetap harus kontrol kan pada dokter anak terutama pada anak tidak bisa berjalan hingga usia 18 bulan," jelas dr. Loysa.

3. Kalau mau cepat jalan perlu bantuan baby walker

dr. Loysa menyebutkan bahwa untuk menstimulasi bayi untuk berjalan tidak perlu penggunaan baby walker.

"Ketika usia 8-9 bulan sudah bisa kita ajak stimulasi jinjit-jinjit atau dia belajar naik tangga atau dia belajar naik kursi, meja boleh," jelas dr. Loysa.

Loysa mengkhawatirkan otot kaki Si Kecil tidak bergerak dengan sempurna kalau stimulasinya salah.

4. Anak gemuk artinya tumbuh kembangnya baik

dr. Loysa menyadari bahwa banyak orangtua yang menganggap bahwa tumbuh kembang anaknya baik hanya karena tubuhnya gemuk.

Baca Juga: Apa Penyebab Tumbuh Kembang Anak Terlambat? Ternyata Bisa Dipengaruhi Sejak di Dalam Kandungan Hingga Hari Kelahiran

"Definisi gemuk pastikan apakah dia suatu obesitas atau bukan obesitas yang jelas kita punya parameter bilang anak gemuk itu kapan, obesitas itu kapan berdasarkan kurva WHO," jelas dr. Loysa.

Lalu dr. Loysa juga menjelaskan bahwa anak gemuk belum tentu sehat karena untuk mengukur apakah ia sehat atau tidak dibutuhkan pemeriksaan oleh dokter anak.

"Menentukan anak sehat itu macam-macam bisa dari perkembangan motoriknya dia, sehat dari pemeriksaan fisik sehat, apakah dia sudah lengkap mendapatkan vaksinnya, sehat apakah dia sudah bisa melakukan semua gerakan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya," ucapnya.