Sosok Selebritis Lagi-lagi Alami Body Shaming, Kenapa sih Orang Melakukannya?

By Amallia Putri, Rabu, 15 September 2021 | 16:30 WIB
Hati-hati dengan dampak negatif body shaming (Pixabay.com)

Kasus body shaming banyak juga terjadi pada remaja.

Banyak tekanan yang dihadapi remaja mengenai bentuk tubuh dari teman sebaya, media sosial, bahkan anggota keluarga.

Menurut penelitian, gadis remaja adalah golongan yang paling berpotensi mengalami gangguan makan sebagai dampak dari body shaming.

Hal ini juga bisa menjadi kasus berantai, yaitu dari satu korban ke korban lain akan melakukan body shaming.

Masalah body shaming memang perlu diatasi agar tak menambah korban lagi.

Sedangkan mengatasi body shaming memerlukan usaha yang ekstra karena kebiasaan mengomentari tubuh seseorang sudah sangat mengakar di masyarakat.

Menurut Psychology Today, salah satu cara untuk mengatasi agar body shaming adalah meningkatkan body positivity.

Dengan body positivity, orang berhak merasa nyaman dengan bentuk tubuhnya sendiri tanpa harus menuruti standar kecantikan yang sudah ada.

Baca Juga: Disuruh Diet karena PenampilannyaDinilai Seperti Ibu-Ibu, Kesha Ratuliu Semprot Teman Sang Mama, 'Selama Tidak Merugikan Tante Gak Usah Ngritik'

Sehingga, orang menjadi lebih sadar dan menerima apa yang terjadi pada tubuhnya.

Namun, bukan berarti perilaku body positivity bisa digunakan untuk memperlakukan tubuh seenaknya.

Bukan berarti body positivity tidak perlu merawat kesehatan tubuh atau wajah.

Justru, body positivity dibangun untuk membuat orang lebih menyayangi dan lebih merawat kesehatan tubuhnya sendiri.

Sedangkan, jika menemukan seseorang yang melakukan body shaming tak ada salahnya bila ditegur.

Walaupun ia tak bermaksud untuk mengejek atau melakukan body shaming, akan lebih baik jika diberitahu bahwa hal tersebut bisa saja menyinggung perasaan orang lain.

Bagi yang sedang mengalami masalah dengan body shaming, tak ada salahnya meminta bantuan dari ahli psikologis.