Alarm Waspada Kembali Berbunyi, BMKG Berikan Peringatan Dini Soal Potensi Adanya Kekeringan Panjang di Wilayah Ini

By Riska Yulyana Damayanti, Senin, 27 September 2021 | 08:30 WIB
BMKG beri peringatan dini soal wilayah yang bisa mengalami kekeringan panjang (pixabay)

Nakita.id - Wah, beberapa waktu lalu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini soal wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan panjang.

Kita tahu, BMKG sering memberikan peringatan dini terkait potensi bencana atau potensi kondisi buruk lainnya.

Hal itu bertujuan agar masyarakat lebih bisa bersiap diri dan pemerintah setempat bisa segera mengambil langkah untuk mencegah atau mengatasinya.

Saat ini, beberapa daerah di Indonesia sudah mulai diguyur hujan.

Baca Juga: Dampak Badai Conson dan Chantu BMKG Langsung Beri Peringatan Dini, Jumat 10 September 2021 Sebagian Wilayah di Indonesia Berikut Ini Diminta Waspada Hadapi Cuaca Ekstrem, Mana Saja? 

Namun masih ada wilayah yang mengalami musim kemarau.

Bahkan disebutkan ada daerah yang mengalami kemarau panjang, Moms.

Sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini masuk dalam daftar hari tanpa hujan terpanjang.

Stasiun Klimatologi BMKG Kupang mencatat, enam kabupaten dan satu kota yang memiliki daerah hari tanpa hujan terpanjang mulai dari 85 hari hingga 169 hari.

"Hari tanpa hujan terpanjang di NTT berada di wilayah Oepoi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang yakni 169 hari," ungkap Prakirawan Iklim Stasiun Klimatologi Kupang Ryan Sudrajat, kepada Kompas.com, Minggu (26/9/2021).Data itu, kata Ryan, terhitung hingga 20 September 2021.

Ryan memerinci, enam kabupaten lain yang wilayahnya masuk kategori hari tanpa hujan terpanjang yakni Kabupaten Kupang, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, Nagekeo dan Belu.

Di Kabupaten Kupang, terdapat empat wilayah yakni Baumata (164 hari), Oelnasi (88 hari), Oenesu (87 hari) dan Sulamu (86 hari).

Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Dini, pada Jumat 24 September 2021 Sederet Wilayah Ini Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem, Mana Saja?Kemudian Sumba Timur di Kamanggih (166 hari) dan Rambangaru (164 hari), Kabupaten Rote Ndao di Busalangga (92 hari), Kabupaten Nagekeo di Rendu (90 hari), Kabupaten Beli di Fatubenao (86 hari) dan Kabupaten Sabu Raijua di Daieko (85 hari).Khusus di Kota Kupang, lanjut Ryan, selain Oepoi, terdapat enam wilayah yang juga mengalami kondisi yang sama.

Enam wilayah itu yakni di Mapoli (168 hari), Fatubesi (168 hari), Bakunase (168 hari), Lasiana (89 hari), Kolhua (86 hari) dan Sikumana (86 hari).

"Di NTT pada umumnya berada pada kategori hari tanpa hujan sangat pendek," kata dia.

Siapkan bantuan air bersihKepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Timur, Mikail Jaka Laki mengatakan, sejauh ini Pemkab Sumba Timur sudah mendistribusikan air bersih bagi warga di sejumlah kecamatan.

"Air bersih tersebut diisikan di tempat penampungan yang disiapkan di desa, dusun, atau RT/RW. Selain itu, penampung air yang ada di rumah-rumah warga juga kami layani," kata Mikail kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (23/9/2021).

Baca Juga: Bukan Maksud Menakut-nakuti, BMKG Beri Peringatan Dini Soal Potensi Gelombang Tinggi di Sejumlah Wilayah IniNamun, tidak semua wilayah yang terdampak kekeringan tersebut mendapatkan jatah air bersih.

"Kan terbatas. Tidak semua kecamatan (terlayani air bersih). Memang ada harapan (bantuan) dari unit-unit lain. Seperti Dinas Sosial yang memiliki mobil tangki bisa melayani di tempat-tempat (yang belum dapat jatah distribusi air bersih)," ungkap Mikail.

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, kata Mikail, pihaknya sudah mengusulkan bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui BPBD Provinsi NTT.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Daerah Tanpa Hujan Terpanjang di NTT, Paling Lama 169 Hari

dan

22 Kecamatan Terancam Kekeringan, Ini Langkah yang Dilakukan Pemkab Sumba Timur")