Mulai Sekarang Jangan Lagi Sepelekan Mitos vs Fakta Kehamilan tentang Minum Obat Saat Hamil, Ahli Sebut Bisa Akibatkan Janin Cacat

By Ratnaningtyas Winahyu, Rabu, 29 September 2021 | 15:00 WIB
Mitos vs fakta kehamilan tentang minum obat bisa mengakibatkan bayi cacat (Kolase foto Pexels.com)

Nakita.idMitos vs fakta kehamilan tentang minum obat bisa mengakibatkan bayi cacat, begini penjelasannya.

Setiap ibu hamil pasti ingin janin di dalam kandungan lahir ke dunia dalam kondisi yang sehat dan lengkap.

Utuk mewujudkan hal tersebut, Moms pun harus memerhatikan kesehatan selama hamil, termasuk dari apa yang dikonsumsi sehari-hari.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Masuk Usia Kandungan 4 Bulan, Semua Ibu Hamil Dilarang Melakukan 4 Hal Ini

Ya, selain menghindari makanan dan minuman tertentu, ibu hamil juga dilarang minum obat.

Pasalnya, minum obat-obatan saat hamil dipercaya dapat mengakibatkan kecacatan pada bayi.

Namun, apakah hal itu benar secara medis?

Supaya tak simpang siur, berikut ini ulasannya untuk Moms.

Kalau pernah mendengar mitos vs fakta kehamilan tentang minum obat bisa mengakibatkan bayi cacat, jangan dianggap sepele ya, Moms.

Sebab, hal itu ternyata telah terbukti secara medis.

Melansir dari Kompas.com, mengonsumsi obat rupanya tidak hanya berdampak pada janin, namun juga sang ibu.

Bahaya minum obat bagi ibu hamil

Ya, obat dapat memberi dampak pada sistem saraf pusat janin yang sedang berkembang bahkan kecacatan.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Benarkah Keseringan Minum Teh Saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran? Begini Penjelasannya

Kendati demikian,menurut Guru Besar Farmakologi Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Iwan Prahasto, tak semua obat berbahaya bagi ibu hamil kok, Moms.

Pasalnya, obat-obat itu tidak pernah diujikan pada ibu hamil dan hanya diujikan kepada binatang saja.

"Oleh karena itu, rekomendasi pada binatang itu tidak cukup. Misalnya, (jika) pada binatang tidak terjadi efek teratogenik atau kanker, tidak otomatis pada manusia tidak terjadi. Itu sebabnya harus hati-hati," ungkap Prof. Iwan, Sabtu, (26/3/2011), dikutip dari Kompas.com.

Meski begitu, Prof. Iwan mengatakan bahwa hari pertama sampai ke-70 konsepsi merupakan masa paling rawan terjadinya malformasi (janin kacau).

"Bentuknya bisa ada cacat kalau obat-obat tertentu dikonsumsi pada the first seventy of pregnancy," tambahnya.

Akan tetapi, bukan berarti setelah 70 hari seorang ibu hamil dapat dengan bebas mengonsumsi obat-obatan, ya.

Sebab, ada juga beberapa obat yang berbahaya kalau diberikan pada trimester dua atau tiga kehamilan.

Kalaupun memang ibu hamil sangat perlu mengonsumsi obat, alangkah baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Nantinya dokter akan melihat apakah lebih banyak risiko apa keuntungan yang akan didapat sang ibu dengan mengonsumsi obat.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Apa yang Terjadi Ketika Ibu Hamil Doyan Makan Buah Semangka?

"Misalnya dalam kasus yang menyangkut nyawa sang ibu, jika tidak dikasih obat, ibu itu meninggal, maka in anyway ini benefit. Kita ambil benefit-nya. Tetapi, kalau ada obat lain yang lebih aman, atau dengan tidak minum obat tidak mencelakakan si ibu, maka kita ambil risikonya," papar Iwan.

Menurutnya, apabila kondisi Moms baik-baik saja tanpa obat, sebaiknya pilih untuk tidak meminum obat.

Selain itu, jaga pula kesehatan dengan beristirahat yang cukup, minum air putih yang banyak, serta konsumsi buah dan sayuran.

Nah, itu dia Moms penjelasan mitos vs fakta kehamilan tentang minum obat bisa mengakibatkan bayi cacat.