Mitos vs Fakta Kehamilan, Kelebihan Berat Badan Bisa Mempersulit Kehamilan, Seperti Ini Langkah yang Bisa Ditempuh

By Diah Puspita Ningrum, Sabtu, 2 Oktober 2021 | 16:30 WIB
Mitos vs fakta kehamilan, obesitas atau kegemukan bisa menghambat kehamilan (pexels/Andres Ayrton)

Nakita.id - Mitos vs fakta kehamilan, ada klaim mengatakan kalau kelebihan berat badan atau obesitas bisa menyebabkan sulit hamil. Benarkah demikian?

Secara umum, berat badan berlebih tidak akan menyebabkan seorang perempuan tidak bisa hamil.

Tapi, obesitas atau kegemukan bisa menyebabkan tingkat kesuburan perempuan berkurang dan menjadi sulit mendapatkan keturunan.

Dikutip dari Mayo Clinic, kondisi obesitas terjadi ketika BMI (Indeks Massa Tubuh) mencapai 30 atau bahkan lebih.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Hamil Anak Perempuan, Merasakan 7 Hal Ini Jadi Sederet Tanda Hamil Bayi Perempuan, Benarkah?

Nah, massa tubuh yang tinggi inilah yang bisa menghambat ovulasi atau pembuahan sel telur.

Moms bisa menandai kegemukan sudah jadi masalah ketika berat badan memengaruhi siklus menstruasi.

Dan lagi, kelebihan berat badan di atas 20 persen berat badan ideal harus diwaspadai.

Selain tidak sehat, ini akan menjadi faktor penghambat untuk hamil.

Menurut Tabloid Nakita, berikut yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah berat badan menghambat kehamilan.

1. Menurunkan berat badan

Bila kegemukan itu masih bisa ditoleransi dan jadwal haid belum sampai terganggu, biasanya dokter akan menyarankan diet sehat untuk menurunkan berat badan.

Dan itu berarti olahraga dan makan cukup kalori. Dengan turunnya berat badan beberapa kilo, diharapkan wanita ini secara fisik lebih bugar sehingga memudahkan terjadinya pembuahan.

Tidak disarankan untuk menurunkan berat badan dengan obat/jamu pelangsing.

Selain efek samping yang mungkin timbul, obat/jamu ini pun bila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menggangu kestabilan hormon.

Akibatnya? Langkah untuk mendapat momongan akan makin panjang.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Benarkah Rutin Makan Singkong Bisa Buat Hamil Bayi Kembar? Begini Penjelasannya Moms

2. Obat pemacu hormon kesuburan

Oleh dokter, pasangan ini akan di cek terlebih dahulu kondisinya.

Benarkah hormon kesuburannya, seperti hormon prolaktin, progesteron, MSH dan sebagainya sudah terganggu.

Bila iya, di tahap awal dokter akan memberikan obat yang fungsinya untuk menstabilkan siklus haidnya.

Setelah siklusnya tertata, dokter bisa memperkirakan waktu yang tepat untuk memberikan obat pemacu ovulasi.

Seperti diketahui, matangnya sel telur pada waktunya akan memperbesar peluang terjadinya pembuahan.

Yang menjadi dilema, obat-obat pemicu hormon seperti ini sedikit banyak juga berefek pada bobot tubuh.

Biasanya wanita yang mengonsumsinya dalam jangka panjang akan mengalami kenaikan berat badan.

Namun jangan khawatir, sebelum memberikannya pasti dokter sudah mempertimbangkannya dan menghitung segala risikonya.

3. Injeksi/suntik pemacu hormon kesuburan

Setelah dievaluasi beberapa waktu dan ternyata hasilnya belum seperti yang diharapkan.

Dokter akan meningkatkan dosis obat yang diberikan dengan menggunakan suntikan.

Selama ini suntikan untuk memacu matangnya sel telur cukup mujawab.

Namun sekali lagi manusia sekedar berusaha, campur tangan yang Tuhan lebih dominan dalam menentukan jadi tidaknya pembuahan.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Oh Ternyata Ibu Hamil Sebaiknya Hindari Makan Pepaya Mentah karena Ada Bahaya Ini

4. Bayi tabung

Bila beragam terapi yang disarankan tak kunjung membuahkan hasil, biasanya dokter akan menawarkan alternatif bayi tabung.

Namun sekedar catatan, pelaksanaan bayi tabung mensyaratkan beberapa hal semisal ada kelainan patologis yang tidak bisa dikoreksi, pernah ada operasi pada organ reproduksi dan sebagainya.