Jangan Sampai Nyesal Seumur Hidup karena Nggak Tahu, Ini Dia Waktu yang Tepat untuk Atur Dana Darurat dalam Keluarga

By Amallia Putri, Rabu, 27 Oktober 2021 | 17:30 WIB
Kapan waktu yang tepat untuk atur dana darurat? Ini jawabannya (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Nakita.id - Tentu Moms dan Dads di rumah memahami bahwa mengatur keuangan rumah tangga sangat perlu untuk didiskusikan.

Bahkan, banyak sekali ahli yang menyarankan bahwa mengatur keuangan rumah tangga didiskusikan sebelum menikah.

Keuangan rumah tangga tak hanya tentang bagaimana cara kita untuk menghematnya.

Namun, juga bagaimana cara kita untuk berjaga-jaga apabila terjadi hal di luar dugaan.

Salah satu hal yang sanga penting untuk didiskusikan adalah dana darurat.

Dana darurat menjadi salah satu hal yang perlu didiskusikan oleh pasangan suami istri apabila nantinya terjadi hal di luar dugaan.

Hal-hal di luar dugaan bisa saja terjadi pada sebuah keluarga, misalnya pemutusan hubungan kerja suami atau istri.

Dengan begitu, perlu menyusun biaya untuk bertahan hidup selama suami atau istri mendapatkan pekerjaan baru dan pemasukan kembali.

Baca Juga: Bukan Soal Besar atau Kecilnya Pendapatan, Ternyata Ini yang Membuat Keuangan Bisa Jadi Pemicu Konflik Dalam Rumah Tangga

Apalagi, di masa pandemi ini, banyak sekali karyawan yang terpaksa harus menghadapi pemutusan hubungan kerja atau pemotongan gaji.

Pengeluaran akan tetap selalu ada, namun pemasukan menjadi tidak menentu.

Di masa pandemi ini sangat diperlukan dana darurat apalagi jika pandemi memengaruhi pemasukan.

Apabila ada dana darurat, Moms dan Dads tetap bisa membiayai keperluan sehari-hari bahkan bulanan.

Moms tetap bisa belanja untuk kebutuhan sehari-hari selama beberapa bulan ke depan, Dads juga tetap bisa membeli bensin untuk mobil, biaya sekolah si Kecil juga tetap ada.

Wajib diketahui, ada tips bagi Moms dan Dads yang baru menikah untuk mengatur dana darurat dari gaji bulanan.

Apa saja?

Moms dan Dads harus tahu dulu, kapan sih waktu yang tepat untuk merencanakan dana darurat untuk keluarga?

Menurut Indra Hadiwidjaja, certified financial planner, perencanaan keuangan bisa diatur apabila kondisi keuangan sehat.

Apa artinya?

Kondisi keuangan keluarga sehat berarti dalam kebutuhan pokok keluarga sudah mampu terpenuhi.

Dalam wawancaranya dengan Nakita.id, Indra mengungkapkan bahwa perencanaan keuangan tak hanya dana darurat saja.

Namun, juga dana untuk asuransi dan dana masa depan (jangka panjang).

Dana darurat ini adalah yang perlu direncanakan pertama kali setelah Moms dan Dads sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga dengan pemasukan bulanan.

Moms dan Dads tidak diperkenankan untuk mengatur dana darurat apabila masih terjadi permasalahan dalam keuangan.

Baca Juga: Agar Bisa Berjalan Selaras, Begini Peran yang Bisa Dilakukan Pasangan Suami Istri dalam Perencanaan Keuangan Rumah Tangga

"Kalau pengeluaran masih lebih banyak daripada pemasukan, sebaiknya selesaikan dulu masalah tersebut," jelas Indra, dikutip dari Facebook Live Nakita.id.

Perencanaan keuangan diatur jika pemasukan sudah mampu memenuhi kebutuhan pokok sepenuhnya.

Setelah dipastikan kebutuhan pokok mampu terpenuhi, baru Moms dan Dads bisa mulai atur untuk dana darurat.

Menurut Indra, dana darurat ini dirancang untuk biaya bertahan hidup enam hingga 12 bulan.

Sehingga, apabila pada saat pemasukan bulanan terhenti, setidaknya Moms dan Dads bisa menggunakan dana darurat tersebut untuk jangka waktu enam hingga 12 bulan.

Dalam waktu enam hingga 12 bulan tersebut Moms dan Dads tetap bisa meng-cover kebutuhan sehari-hari seperti biasanya.

Untuk mengatur dana darurat ini, Moms dan Dads perlu mengetahui dulu biaya pengeluaran dalam satu bulan.

Misalnya, dalam satu bulan, Moms dan Dads mengeluarkan biaya Rp 4 juta yang sudah mencakup kebutuhan sehari-hari, kendaraan, dan kebutuhan internet.

Maka, bisa dikalikan saja dengan jangka waktu ideal penggunaan dana darurat, yaitu enam hingga 12 bulan.

Katakanlah Moms dan Dads menargetkan dana darurat untuk enam bulan, maka dibutuhkan biaya 24 juta untuk dana darurat.

Lalu, bagaimana dengan masa pandemi?

Apakah perlu penambahan jangka waktu dana darurat?

Melansir dari Kompas.com, sebaiknya selama pandemi mempersiapkan dana darurat untuk batas tertinggi dana darurat, yaitu 12 bulan.

Dalam wawancara Kompas.com dengan perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie, sebaiknya ditingkatkan menjadi 12 kali pengeluaran bulanan. 

Sebab, di masa pandemi tidak menjamin pemasukan akan sama seperti bulan sebelumnya.

Baca Juga: Seberapa Pengaruh Rencana Keuangan Rumah Tangga dengan Tingkat Kesehatan Mental Pasangan Suami Istri? Begini Kata Para Psikolog

Sehingga, sebaiknya jika dana darurat dipersiapkan untuk jangka waktu yang paling lama, tidak akan membuat Moms menjadi stres.

Setidaknya, selama pandemi satu tahun ke depan Moms dan keluarga akan terjamin kebutuhan pokoknya.

Mengumpulkan dana darurat ini memang memerlukan waktu Moms.

Sehingga tidak bisa dalam satu atau dua bulan saja dana darurat langsung terkumpul.

Maka dari itu, wajib sisihkan pemasukan untuk menabung dana darurat.

Menurut Indra, setidaknya sisihkan 5 hingga 10 persen dari pemasukan untuk menabung dana darurat.

Sehingga, apabila dihitung Moms dengan gaji bulanan Rp 5 juta, setidaknya sisihkan Rp 500 ribu hingga 1 juta untuk dana darurat.

Sering kali Moms dan Dads menyisihkan uang untuk biaya kesenangan.

Misalnya untuk berbelanja barang mewah, berlibur, atau sekadar refreshing.

Namun, sebaiknya pikirkan juga untuk dana darurat.

Sering kali, dana disisihkan di akhir bulan.

Sebaiknya, hal ini tidak dilakukan.

Menyisihkan dana darurat sebaiknya dilakukan di awal bulan dan sifatnya tidak bisa diganggu gugat.

Kecuali, saat sudah terjadi hal yang tak terduga seperti berkurangnya pemasukan di masa pandemi.

Lalu, bagaimana jika ternyata biaya pengeluaran untuk bulan ini mengalami surplus atau sisa?

Baca Juga: Seberapa Pengaruh Rencana Keuangan Rumah Tangga dengan Tingkat Kesehatan Mental Pasangan Suami Istri? Begini Kata Para Psikolog

Apakah sebaiknya dimasukkan ke dalam dana darurat?

Mengutip dari Facebook Live Nakita.id, Indra tidak menyarankan untuk memasukkan seluruh sisa pengeluaran ke dalam dana darurat.

"Kalau pengeluaran sisa, jangan dimasukkan ke dana darurat semua. Sisakan untuk investasi," jelas Indra, dikutip dari Nakita.id.

Misalnya, dalam pengeluaran bulanan Moms tersisa Rp 200 ribu.

Moms dan Dads bisa memasukkan Rp 100 ribu ke dana darurat, dan Rp 100 ribu ke investasi.

Penyusunan dana darurat memang penting untuk dilakukan dalam sebuah keluarga.

Apalagi, di masa pandemi ini yang membuat pemasukan menjadi tidak menentu.