Varises Timbul di Organ Intim Saat Hamil Berisiko Persalinan Sesar

By Soesanti Harini Hartono, Jumat, 9 Maret 2018 | 15:59 WIB
Risiko perdarahan hebat bisa muncul manakala varises di vagina pecah saat proses persalinan normal, akibat adanya robekan jalan lahir yang ikut merobek varises. ()

Nakita.id.- Garis tipis kebiruan—kadang menonjol—itu disebut varises dan sebenarnya normal dialami oleh ibu hamil.

Sekitar 20—30% ibu hamil mengalami varises atau pelebaran vena di trimester ketiga atau saat usia kehamilan sudah melebihi 32 minggu.

Vena adalah pembuluh darah yang bertugas menyalurkan darah kotor kembali ke jantung. Pada vena terdapat katup-katup yang mencegah membaliknya aliran darah.

Sepanjang kehamilan, volume dan tekanan darah di tubuh Moms meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.

Tidak hanya itu, kondisi hormon di tubuh Moms pun mengalami perubahan drastis sebagai akibat dari berlangsungnya proses kehamilan.

BACA JUGA: Tak Sembarangan, ini 5 Pertimbangan Sebelum Dokter Memutuskan Operasi Sesar 

Kedua faktor tersebut turut menyebabkan pembuluh darah membesar.  Progesteron adalah hormon yang paling berpengaruh dalam menyebabkan pelebaran pembuluh darah.

Menurut  dr. Aldika Akbar, SpOG dari RSIA Kendangsari MERR, Surabaya, secara umum, varises lebih banyak dialami oleh perempuan ketimbang laki-laki, karena jaringan kulit perempuan lebih lunak.

Varises dapat timbul di bagian tubuh mana saja tanpa bisa “dicegah” sebelumnya.

Khusus pada ibu hamil, varises kebanyakan ditemui di kaki, namun bisa juga timbul di tangan, perut, usus besar, vulva (kelamin luar), dan vagina.

Varises di vagina biasanya timbul saat usia kehamilan sudah tua, ketika ukuran janin dan rahim sama-sama membesar.

Pembesaran rahim memberikan tekanan pada pembuluh darah di daerah panggul dan pembuluh darah besar (vena cava inferior), sehingga timbul penyumbatan relatif.

Dinding pembuluh darah meregang dan membuat vena membengkak hingga terlihat di bawah kulit atau jaringan mukosa.

Varises di vagina, umumnya tidak menimbulkan gejala yang terlalu menonjol.

BACA JUGA: Buah 'Ajaib' Ini Bantu Perbaiki Kulit Moms Usai Persalinan Sesar

Biasanya ibu hamil hanya merasakan pegal-pegal di area organ intim, kemudian, saat beraktivitas sehari-hari ataupun ketika berhubungan intim akan merasa tidak nyaman di area tersebut.

Bila diperhatikan lebih dekat akan terlihat adanya varises atau pembesaran vena pada vagina dan permukaan labia mayora (bibir vagina) tampak tidak rata atau terasa ada benjolan.

Umumnya varises di vagina tidak membahayakan janin ataupun memengaruhi proses persalinan.

Asalkan, hasil pemeriksaan dokter menunjukkan kandungan dan kesehatan Moms baik-baik saja, maka Moms tetap berpeluang untuk dapat melahirkan secara normal.

Hal lain yang juga menjadi pertimbangan dokter adalah kondisi varises yang dialami oleh ibu hamil.

Varises yang ringan (antara lain ditandai oleh vena kecil dan tidak terlalu lebar), masih memungkinkan ibu hamil untuk melahirkan secara normal.

BACA JUGA: Selalu mengikat rambut? Itu Tanda Moms Sudah Waktunya Gunting Rambut!

Selain itu, selama tidak dilakukan tindakan manipulasi apa pun terhadap varises pada vagina, maka risiko terjadinya perdarahan akibat robekan varises bisa dibilang minim.

Lain halnya bila kondisi varises di vagina tergolong berat dan ibu hamil memiliki sejumlah risiko perdarahan, dianjurkan melahirkan secara sesar untuk melindungi keselamatan ibu hamil dan janin.

Risiko perdarahan hebat bisa muncul manakala varises di vagina pecah saat proses persalinan normal, akibat adanya robekan jalan lahir yang ikut merobek varises. (*)