Setelah Vaksinasi Kini Ada Pil Covid-19 Paxvloid Pfizer yang Ampuh Mencegah Pasien Meninggal Hingga 85 Persen, Segini Harganya

By Kirana Riyantika, Senin, 8 November 2021 | 15:00 WIB
Pil obat Covid-19 Paxvloid Pfizer bisa menekan risiko kematian hingga 85 persen (Pexels.com/Cottonbro)

Nakita.id - Berbagai pihak hingga kini masih terus berusaha menciptakan solusi untuk penanganan Covid-19.

Seperti diketahui, Covid-19 menjadi wabah di banyak negara di dunia.

Salah satu upaya untuk mencegah merebaknya wabah Covid-19 adalah dengan vaksinasi Covid-19.

Setelah vaksin Covid-19 yang gencar diberikan, pil obat Covid-19 pertama yang bisa diminum memiliki hasil uji coba memuaskan dan akan segera dipasarkan untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian akibat pandemi virus corona.

Baca Juga: Kartu Vaksin Hilang dan Takut Data Bermasalah? Ternyata Justru Ini Pentingnya Tidak Mencetak Sertifikat Vaksin Covid-19

Pil molnupiravir buatan raksasa farmasi Amerika Serikat (AS) Merck dan obat paxlovid racikan Pfizer sama-sama diklaim mengurangi risiko rawat inap atau kematian, dengan efektivitas tinggi.

Keduanya adalah pil yang harus langsung diminum setelah gejala pertama Covid-19 muncul, untuk menghindari bentuk penyakit yang serius dan rawat inap di rumah sakit.

Setelah berbulan-bulan melakukan penelitian, Merck dan Pfizer akhirnya mengatakan mereka telah mencapai hasil uji coba yang memuaskan.

Pada awal Oktober Merck mengatakan, sedang mengajukan persetujuan di AS untuk pil molnupiravir-nya, dan Pfizer mengikutinya pada Jumat (5/11/2021) dengan paxlovid.

Keduanya adalah antivirus yang bekerja dengan mengurangi kemampuan virus bereplikasi, sehingga memperlambat penyebaran penyakit.

Relawan yang mengonsumsi molnupiravir risiko rawat inapnya berkurang hingga 50% dan yang meminum paxlovid risiko rawat inap turun hampir 90%.

Pfizer sedang dalam diskusi aktif dengan 90 negara mengenai kontrak pasokan untuk pilnya, kata Chief Executive Officer Albert Bourla dalam sebuah wawancara.

"Tujuan kami adalah agar semua orang di dunia dapat memilikinya secepat mungkin," kata Bourla melansir Reuters (07/11/2021).

Baca Juga: Tak Usah Panik, Moms! Ini Cara Mengunduh Sertifikat Vaksin Covid-19 di PeduliLindungi

Bourla menambahkan bahwa untuk negara-negara maju, Pfizer mengharapkan harganya mendekati harga obat Merck.

Harga kontrak Merck di AS adalah sekitar 700 dollar AS (Rp 10 juta) untuk terapi selama lima hari.

Untuk negara-negara berpendapatan rendah, Bourla mengatakan Pfizer sedang mempertimbangkan beberapa opsi, dengan tujuan "tidak ada penghalang bagi mereka juga memiliki akses."

Pil Merck telah disetujui oleh regulator Inggris di dunia pertama pada Kamis (4/11/2021).

Reuters melaporkan, Pil Covid-19 Pfizer perlu diberikan sedini mungkin, sebelum infeksi terjadi, agar lebih efektif.

Analisis yang direncanakan terhadap 1.219 pasien dalam penelitian Pfizer memeriksa rawat inap atau kematian di antara orang-orang yang didiagnosis dengan Covid-19 ringan hingga sedang dengan setidaknya satu faktor risiko untuk mengembangkan penyakit parah, seperti obesitas atau usia yang lebih tua.

Di antara mereka yang diberi obat Pfizer dalam waktu tiga hari setelah timbulnya gejala, pil tersebut menurunkan kemungkinan rawat inap atau kematian untuk orang dewasa yang berisiko mengembangkan Covid-19 parah sebesar 89% dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo.

Di antara pasien ini, 0,8% dirawat di rumah sakit dan tidak ada yang meninggal dalam 28 hari setelah perawatan. Sementara tingkat rawat inap 7 persen dan tujuh kematian pada kelompok plasebo.

Hasilnya nyaris serupa untuk pasien yang dirawat dalam lima hari gejala, yakni 1% dari kelompok perlakuan dirawat di rumah sakit, dibandingkan dengan 6,7% untuk kelompok plasebo, yang termasuk 10 kematian.

Baca Juga: Wajib Moms Tahu dari Sekarang, Ini Dia Manfaatnya Konsumsi Buah Nanas setelah Menerima Vaksinasi Covid-19

Pfizer mengatakan bahwa itu mewakili 85 persen efektivitas dalam mencegah rawat inap atau kematian.

Tetapi banyak otoritas kesehatan masih yakin, vaksin paling utama. Bahkan dengan potensi yang ditawarkan oleh pil Pfizer dan Merck, mencegah infeksi Covid-19 melalui penggunaan vaksin secara luas tetap menjadi cara terbaik untuk mengendalikan pandemi yang telah dimiliki lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia.

"Vaksin akan menjadi alat paling efektif dan andal yang kita miliki dalam pandemi ini," kata Dr Grace Lee, profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford melansir Reuters.

"Obat oral ini akan meningkatkan kemampuan kita untuk benar-benar mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian, yang sangat besar, tetapi tidak akan mencegah infeksi."

Artikel ini pernah tayang di Grid Health dengan Judul "Pil Covid-19 Paxvloid Pfizer Diklaim Efektif 89 Persen, Harga Mirip Pil Molnupiravir Merck"