Hati-hati Dengan Jarak Kehamilan, Salah Perhitungan Menyesal Kemudian

By Gazali Solahuddin, Minggu, 11 Maret 2018 | 18:59 WIB
Mengatur jarak kehamilan penting, jika tidak ingin anak yang lahir kenapa-kenapa (RTimages)

Dari hasil analisisnya itu Agudelo menemukan, kehamilan yang jaraknya lebih dari lima tahun memiliki risiko kehamilan yang buruk.

Jika dipersentasikan, menurut Agudelo perburukannya meningkat sebesar 0,6% menjadi 0,9%.

BACA JUGA: Mengenai Foto di Jalan Tol Surabaya yang Langgar Undang-Undang, Begini Klarifikasi Syahrini

Mengenai analisisnya itu, kepada WebMD Agudelo menyampaikan "Setelah kelahiran, jarak yang disarankan untuk kehamilan berikutnya adalah 18 bulan dan tidak lebih dari 60 bulan untuk mengurangi risiko hasil kelahiran yang buruk."

Mengatur jarak kehamilan, memperkecil risiko angka kematian bayi.

Ternyata jarak kehamilan pun berpengaruh pada angka harapan hidup bayi.

Perlu diketahui, empat juta bayi meninggal setiap tahun dalam waktu satu bulan kelahiran.

Di Amerika Serikat konon kabarnya hingga mencapai angka 19.000.

Menurut WHO hal ini terjadi kemungkinannya karena berhubungan langsung dengan kelahiran prematur, yang acap kali terjadi pada jarak kehamilan yang terlalau dekat.

Mengenai hal tersebut seorang pakar epidemiologi, Rachel Royce, PhD, kepada WebMD mengatakan "Mengatur jarak kehamilan dengan tepat, dapat memberikan perubahan yang besar terhadap dampak kesehatan masyarakat dikemudian hari."

Masih menurut Royce, di Amerika Serikat 6%-10% kehamilan terjadi kurang dari dari enam bulan setelah melahirkan.

BACA JUGA: Jarak Usia Anak Kurang dari Setahun Lebih Menguntungkan? Ini Kata Ahli