Dalam webinar "Urgensi Pasien Kanker Paru Terhadap Akses Pengobatan Inovatif", Selasa (23/11/2021), Dr. Elang Samoedra, Sp.P(K),FISR-Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan salah satu penyebab kanker paru bisa disebabkan karena kebiasaan merokok.
Di Indonesia sendiri menjadi salah satu negara penyumbang perokok aktif tertinggi.
Kanker paru ini lebih banyak dialami oleh orang-orang yang memiliki kebiasaan merokok
Pentingnya melakukan deteksi dini dan skrining paru untuk mengurangi risiko kehilangan nyawa, khususnya bagi para perokok.
"Supaya kita menurunkan kanker paru kita harus menekan angka konsumsi roko di indonesia. Sedangkan Indonesia menjadi negara paling besar mengonsumsi roko," ujar dr. Elang.
Dalam acara yang sama, Dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K)- Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi dan Anggota Pokja Onkologi Toraks PDPI menuturkan jika saat ini pasien kanker paru terus meningkat.
Bahkan para penderita kanker paru lebih didominasi oleh para pria yang diperparah karena kebiasaan merokok.
"Kanker paru meningkat paling drastis. Jelas memang angka insiden kanker paru pada paru-paru nomer satu, sedangkan para perempuan nomer lima. Semakin besar jika tingkat perokok semakin tinggi," ujar dr. Sita.
Kebiasan merokok sebaiknya segera dihentikan, mengingat dampaknya yang berbahaya.
Tak hanya menyebabkan timbulnya kanker paru, kebiasaan merokok juga menyebabkan timbulnya penyakit berisiko lainnya.
"Rokok tidak hanya menyebabkan penyakit paru, tetapi penyakit jantung koroner, kanker lambung dan kanker lainnya akibat kebiasaan merokok yang meningkat," imbuhnya.
Kanker paru merupakan jenis kanker yang paling berbahaya karena lebih berisiko diderita bagi para perokok maupun mantan perokok.
Pemeriksaan kanker paru bisa dilakukan dengan cara mendeteksi dini dan juga melakukan skrining.
Pemeriksaan dini lebih dianjurkan kepada orang-orang yang telah mengalami gejala yang sering terjadi, seperti misalnya batuk yang terus menerus, nyeri pada lengan, tangan, atau bahu.
Sedangkan pemeriksaan skrining disarankan bagi para pasien meskipun belum ada gejala yang dialami.
Tindakan skrining lebih disarankan untuk orang-orang yang lebih berisiko terkena kanker paru.
Apalagi jika orang tersebut memiliki penyakit lainnya yang dapat menyebabkan komplikasi dan juga orang-orang yang bekerja di tempat yang berisiko sebabkan kanker paru.
"Tindakan skrining dan deteksi dini kanker paru. Kalau ada gejala maka deteksi dini, kalau belum ada gejala maka skrining, periksakan diri. Skrining harus dilakukan khususnya pada laki laki di atas 40 tahun, perokok, atau perokok aktif dan pasif dan ada riwayat pekerjaan yang menimbulkan kanker paru seperti bekerja di tambang, dan riyawat genetik dianjurkan melalukan skrining kanker paru," pungkas dr. Sita