Hindari Toxic Parenting yang Dapat Membahayakan Tumbuh Kembang Anak Dengan Ragam Produk Dari Konicare Baby Care Products dan Mom & Family Care Product

By Ruby Rachmadina, Rabu, 1 Desember 2021 | 17:05 WIB
Adi Wijaya, Silvyati K. Putri, Glory Oyong, Syahnaz Sadiqah, Devi Sani, M.Psi, Psi dalam webinar Parenthood DIALOGUE Nakita.id bersama Konicare (Nakita.id)

Devi Sani, M.Psi, Psi, Psikolog Anak & Certifed Parent, Child Interaction Therapist

Terkadang, dalam menerapkan pola asuh para orangtua tak menyadari jika caranya dapat melukai hati sang anak.

Devi menuturkan terdapat beberapa ciri-ciri orangtua melakukan toxic parenting, di antaranya:

1. Sering marah besar pada anak bahkan melakukan kekerasan.

2. Menuntut bahwa anak harus memenuhi kebutuhan emosi dan fisiknya.

3. Lebih mementingkan bagaimana agar looks good di mata orang lain dalam mengasuh, dibandingkan kesejahteraan well being anak sendiri.

4. Menjadikan hanya prestasi akademis anak sebagai nilai keberhasilan mereka, anak harus selalu berprestasi untuk membuat orangtuanya bahagia.

Baca Juga: Sering Dilakukan Tanpa Sadar, Kebiasaan Ini Bikin Kita Jadi Toxic Parent dan Bisa Membuat Anak Menjauh Sampai Depresi

5. Menjadikan keberhasilan anak pra syarat untuk mendapatkan kasih sayang orangtua.

Devi menuturkan jika toxic parenting terus dilakukan tentu akan berdampak tidak hanya pada anak, tetapi juga memengaruhi orangtua.

Nantinya anak akan merasa dirinya tak lagi berharga di hadapan orangtuanya sehingga dapat memicu kondisi emosinya yang tidak stabil, bahkan anak menjadi mudah sekali marah.

Orangtua juga sama akan kehilangan jati dirinya sendiri karena terus memaksa kehendak dirinya sendiri kepada anak.

"Dampaknya bisa berimbas kepada anak dan orangtua, pertama anak akan merasa dirinya tidak berharga, munculnya rasa cemas yang tinggi, anak mudah terpancing emosinya, kecemburuan antar saudara yang semakin besar, masalah dan gangguan kepribadian, orangtua akan kehilangan jati dirinya sendiri, jika memang hanya menyandarkan harga dirinya pada prestasi anak secara akademis dan ini bisa mengarah pada gangguan kepribadian," ucap Devi.