5 Kondisi yang Mengharuskan Ibu Hamil Operasi Sesar, Jangan Lagi Ngeyel Jika Dokter Sudah Memutuskan

By Debora Julianti, Minggu, 5 Desember 2021 | 16:45 WIB
Operasi sesar dibutuhkan oleh ibu dengan kondisi tertentu (Pexels.com)

Nakita.id - Melahirkan secara normal tentunya menjadi hal yang diinginkan banyak Moms.

Ya, banyak ibu hamil yang memiliki ketakutan sendiri jika harus menjalankan operasi sesar.

Namun, Moms harus realistis ketika dokter memutuskan operasi sesar adalah yang terbaik. 

Sebenarnya, operasi sesar itu bukan merupakan hal yang tabu, melainkan menjadi kebutuhan untuk beberapa Moms yang mengalami kondisi khusus.

Tidak hanya fokus pada kondisi kesehatan janin, tindakan operasi sesar juga diambil berdasarkan pertimbangan kesehatan Moms pasca melahirkan.

Dan tidak jarang, operasi sesar dilakukan karena banyak kondisi darurat yang harus cepat diselesaikan.

Melansir dari Pregnancy Birth and Baby, berikut ini beberapa kondisi yang mengharuskan Moms melakukan operasi sesar demi keselamatan.

1. Jantung Bayi Tidak Stabil

Saat kontraksi muncul, maka akan ada pemeriksaan yang dinamakan CTG.

Perut ibu akan dipasangkan sebuah alat untuk melihat detak jantung ibu dan bayi.

Jika hasilnya normal, maka Moms bisa melakukan proses persalinan normal.

Tapi jika tidak, maka demi keselamatan bayi, Moms harus menjalani operasi sesar.

Baca Juga: Sering Diremehkan, Faktanya Melahirkan Secara Caesar Memiliki Kesulitan dan Rasa Sakit yang Sama

2. Tali Pusat yang Masuk ke Serviks

Ada kondisi di mana tali pusat bayi masuk melalui serviks (prolapsed cord).

Jika itu terjadi, maka bayi harus segera dilahirkan karena tali tersebut merupakan suplai oksigen bayi satu-satunya.

Bila Moms belum menunjukkan tanda-tanda melahirkan, maka operasi sesar merupakan jalan keluar untuk menyelamatkan bayi di dalam kandungan.

3. Plasenta Pervia

Plasenta atau yang biasa disebut dengan ari-ari, merupakan organ penting yang ada pada ibu hamil.

Seiring dengan pertumbuhan bayi, plasenta dengan kondisi normal akan bergerak menjauhi leher rahim dan menuju bagian atas rahim.

Sedangkan, kondisi di mana plasenta tidak bergerak dan tetap berada di bagian bawah rahim dinamakan plasenta previa.

Kondisi plasenta yang berada di bagian bawah rahim bisa menutupi jalan lahir bayi.

Maka, satu-satunya jalan untuk melahirkan bayi adalah dengan operasi sesar.

Melahirkan normal dengan kondisi plasenta previa justru bisa menimbulkan komplikasi berupa perdarahan. 

Baca Juga: Bak Tak Peduli Cemoohan Orang Lain, Nagita Slavina Beberkan Mengapa Dirinya Tetap Bersikukuh Memilih Lahiran Operasi Caesar

4. Preeklamsia

Tekanan darah yang tinggi menjelang persalinan, bisa dikategorikan sebagai preeklamsia.

Preeklamsia adalah sebuah sindrom yang ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi saat hamil.

Tanda-tanda preeklamsia lainnya adalah ibu memiliki kelebihan protein di dalam urine, dan adanya pembengkakkan di kaki, tangan, serta wajah.

Jika mengalami kondisi ini, maka Moms tidak boleh melahirkan secara normal.

Memaksakan kehendak untuk melahirkan normal justru bisa membahayakan keselamatan Moms nantinya.

5. Gawat Janin

Gawat janin merupakan sebuah kondisi di mana janin tidak memenuhi tuntutan persalinan.

Gawat janin sendiri disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah janin yang tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Hal tersebut dapat menyebabkan berat janin yang rendah, pasokan oksigen melalui tali pusat berkurang, dan adanya iritasi pada paru-paru janin.

Jika ibu mengalami kondisi ini, maka melahirkan melalui operasi sesar adalah jalan keluar terbaik, Moms.

Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan Ibu Hamil Tidak Boleh Minum Air Es karena Bisa Menyebabkan Lahiran Caesar