Penyakit Ini yang Diderita Stephen Hawking Selama 50 Tahun Lebih, Selamat Jalan Fisikawan Dunia

By Nia Lara Sari, Rabu, 14 Maret 2018 | 15:49 WIB
Stephen W. Hawking. ()

BACA JUGA: Catat, Begini Aturan Menonton TV yang Tepat Agar Anak Cerdas

Neuron motor ini menghubungkan otak dan voluntary muscle.

Pesan dari neuron motorik di otak (neuron motorik atas) ditransmisikan ke neuron motorik di sumsum tulang belakang (neuron motorik bawah), dan dari sumsum tulang belakang diteruskan ke otot tertentu.

Pada ALS, neuron motorik atas dan neuron motorik bawah merosot atau mati, dan berhenti mengirim pesan ke otot.

Karena tidak dapat berfungsi, otot-otot berangsur-angsur melemah, mulai kedutan (disebut fasikulasi), dan berhenti berkembang (atrofi).

BACA JUGA: Detik-Detik Proses Persalinan Dominique Diyose Dengan Teknik Gentle and Lotus Birth

Akhirnya, otak kehilangan kemampuannya untuk memulai dan mengendalikan gerakan-gerakan seperti mengunyah, berjalan, dan berbicara.

Gejala awal ALS biasanya meliputi kelemahan otot atau kekakuan.

Perlahan-lahan semua otot di bawah kontrol voluntary muscle terpengaruh, dan individu kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk berbicara, makan, bergerak, bahkan bernapas.

BACA JUGA: Pasangan dengan Zodiak ini Ternyata Paling Sering Bertengkar, Cek Yuk!

Kebanyakan orang dengan ALS meninggal karena kegagalan pernapasan, biasanya dalam 3 sampai 5 tahun sejak saat gejala pertama kali muncul.

Namun, sekitar 10 persen orang dengan ALS bertahan selama 10 tahun atau lebih.

Ajaibnya, Hawking mengejutkan dokter. Karena dia dapat hidup dengan penyakit ALS selama lebih dari 50 tahun.

Tubuhnya memang lumpuh, tapi otaknya yang cerdas tak membuat dia berhenti melakukan penelitian sains.

Prestasinya, dan umurnya yang panjang, juga membantu membuktikan bahwa cacat paling parah pun tidak menghentikannya tetap hidup dan berprestasi.