Pola Asuh yang Mempengaruhi Perkembangan Anak: Otoritatif, Otoriter dan Permisif

By David Togatorop, Selasa, 7 Desember 2021 | 15:17 WIB
Pola asuh anak terdiri dari otoritatif, otoriter dan permisif. (Pixabay)

Nakita.id – Ketika anak sudah memasuki masa kanak-kanak, yaitu pada usia kurang lebih 2 hingga 6 tahun untuk kanak-kanak awal (atau masa prasekolah) dan masa kanak-kanak akhir maka cara orangtua bersikap dan memfasilitasi kebutuhan anak akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, dan bahkan karakter anak.

Cara orangtua menghadapi anak kita sebut dengan pola asuh. Secara umum menurut ilmu psikologi perkembangan seperti dikutip dari ahli psikologi John Santrock, ada beberapa pola asuh umum yang sering dilakukan oleh orangtua, yaitu pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif.

Berikut akan dijelaskan pemaparan singkat mengenai berbagai pola asuh tersebut.

1. Pola asuh otoritatif

Pola asuh otoritatif (authoritative parenting) sering disebut dengan pola asuh demokratis. Namun hendaknya kita membedakan pengertian otoritatif dengan otoriter (authoritarian) yang akan dijelaskan berikutnya.

Baca Juga: Perkembangan Anak dalam Keterampilan Motorik Kasar Duduk, Merangkak, Berdiri dan Berjalan

Pola asuh otoritatif ini adalah pola asuh yang ideal. Dalam pola asuh ini, orangtua bersifat suportif untuk mendorong anak agar bisa mandiri. Walaupun demikian, orangtua masih mempunyai kendali atas tindakan anak sehingga orangtua masih mengatur anak walaupun tidak dalam arti terlalu ketat.

Sikap tegas dari orangtua memang tetap ada. Akan tetapi orangtua masih menyediakan ruang untuk memberikan penjelasan kenapa ada aturan yang diberikan. Pola asuh otoritatif identik dengan diskusi hangat antara orangtua dan anak. Karena itu, dari diskusi hangat itu akan timbul rasa sayang dari orangtua terhadap anak maupun sebaliknya.

Pengasuhan otoritatif menghasilkan anak yang mempunyai kemampuan sosial yang baik, punya rasa percaya diri tinggi, dan mempunyai prestasi yang baik juga.