Ternyata Beras Merah Paling Banyak Mengandung Arsenik, Hingga 80%

By Nia Lara Sari, Kamis, 15 Maret 2018 | 16:10 WIB
Beras merah dan beras putih ()

Nakita.id - Nasi merupakan makanan pokok utama di sebagian besar negara di dunia.

Nyatanya nasi juga tak luput dari zat berbahaya seperti arsenik.

Lalu haruskah kita khawatir mengenai dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh beras yang mengandung arsenik?

BACA JUGA: Cara Memasak Beras Salah, Berbahaya Bagi Ibu Hamil dan Anak

Unsur kimia yang secara alami ditemukan dalam tanah ini ternyata ditemukan paling banyak kadarnya pada beras merah.

Food and Drug Administration (FDA) telah memantau kadar arsenik dalam makanan selama beberapa dekade.

Lebih dari tanaman lainnya, beras cenderung mengambil arsenik yang secara alami dari dalam air dan tanah.

BACA JUGA: Osteoporosis Alias Tulang Rapuh Pada Anak, Sebabkan Gagal Tumbuh

Arsenik adalah unsur di kerak bumi, dan ada didalam air, udara, dan tanah.

Arsenik ini ada dalam dua bentuk yaitu organik dan anorganik.

Bentuk anorganik yang dianggap lebih beracun.

Paparan jangka panjang terhadap arsenik anorganik dapat menyebabkan keracunan kronis.

Lesi kulit dan kanker kulit merupakan efek yang paling banyak muncul.

BACA JUGA: Unggahan Foto Masa Kecil Celine Evangelista Jadi Sorotan, Kenapa Ya?

Arsenik dapat menimbulkan efek neurologis jika terpapar pada awal kehidupan (janin).

Selain itu, anak-anak juga lebih rentan terhadap toksisitas arsenik.

Parahnya, dalam laporan dari Consumer Reports.org, diteliti berbagai jenis beras dan biji-bijian lain.

Diantaranya, 128 jenis beras, termasuk beras putih, basmati, dan beras melati, yang diteliti oleh Consumer Reports juga hasil penelitian FDA tahun 2012, dengan total 697 sampel.

Dan hasilnya, beras merah mengandung 80% arsenik lebih banyak dibanding beras putih.

BACA JUGA: Begini Penampilan Song Hye Kyo Pertama Kali Sejak Pernikahan, Ada yang Berubah

Memang dalam 1 cangkir nasi beras merah mengandung 216,45 Kalori, 88% kecukupan harian (daily value – DV) mineral mangan, 27% DV selenium, 21% DV magnesium, 18,8% DV asam amino triptofan.

Selain itu juga mengandung 3,5 gram serat (beras putih mengandung kurang dari 1 gram), dan kandungan proteinnya 2-5% lebih tinggi dari beras putih.

Oleh karena itu, FDA menyarankan agar tidak mengonsumsi susu beras sebagai bagian dari diet anak-anak sebelum berusia 5 tahun.

Pencegahan yang lebih efektif adalah memasak nasi dengan banyak air (rasio 1: 6 sampai 1:10), lalu menguras kelebihan air sebelum makan.

Metode ini dapat mengurangi 40 sampai 60 persen kandungan arsenik anorganik (tergantung pada jenis beras), meskipun metode ini juga dapat menghilangkan beberapa nutrisi penting.