Tips Mengatasi Anak yang Pendiam atau Sering Menjawab Singkat Menurut Psikolog

By Shannon Leonette, Selasa, 14 Desember 2021 | 16:00 WIB
Tips mengatasi anak usia prasekolah sering diam atau menjawab singkat. (pexels.com/Kha Ruxury)

Nakita.id - Apakah akhir-akhir ini Si Kecil sering diam?

Atau, kalau ditanya jawabnya singkat banget?

Jika iya, Moms sudah harus waspada akan hal ini, terlebih saat Si Kecil mencapai usia prasekolah.

Pasalnya, anak yang pendiam atau sering menjawab singkat tentu akan mempengaruhi perkembangannya, Moms.

Padahal, tahap perkembangan anak usia prasekolah merupakan tahap terpenting pada Si Kecil dan tak boleh dilewatkan satu pun.ñ

Kira-kira, adakah tips untuk mengatasi anak yang pendiam atau sering menjawab singkat?

Nah, agar Moms tak semakin bingung, yuk kita simak penjelasan dari psikolog ini!

Baca Juga: Speech Delay pada Anak Usia Prasekolah, Ahli Sudah Beritahu Faktor Penyebab dan Cara Mengatasinya

Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi, CGA

Sebelum itu, Moms perlu tahu dulu beberapa faktor penyebabnya.

Menurut psikolog Rumah Sakit Pondok Indah – Bintaro Jaya, Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi, CGA, faktor penyebab anak pendiam atau menjawab singkat sebenarnya ada bermacam-macam.

Pertama, menurut Jane, adalah perkembangan bahasa anak yang kurang optimal.

"Jadi, kalau pada anak perkembangan bahasanya belum optimal, (anak) belum bisa merangkai kalimat terstruktur dan utuh, sehingga jawabannya otomatis singkat-singkat atau pendek-pendek," jelas Jane dalam wawancara eksklusif dengan NakitaID pada Minggu (12/12/2021).

Kedua, lanjut Jane, adalah anak yang tidak terbiasa bercerita.

"Jadi, lingkungan keluarganya ini tidak terbiasa saling bercerita. Ya sudah kaya saling diam-diaman saja, sendiri-sendiri saja," ungkapnya.

"Mamanya kerja atau di rumah, papanya kerja, terus anaknya beraktivitas sendiri," lanjut Jane.

Sehingga, kata Jane, ketika anak ditanya, "Tadi di sekolah ngapain saja?", jawabnya cuma, "Main, belajar".

Saatnya, kita kulik tiga tips menurut Jane ini yang bisa Moms coba terapkan nanti.

Baca Juga: 5 Tahapan Utama Perkembangan Anak, Ini Pola Asuh yang Harus Diterapkan

1. Selalu pantau

Selalu pantau perkembangan bicara anak.

Menurut Jane, orangtua perlu memantau terlebih dahulu, apakah anaknya ada masalah perkembangan bicara atau tidak.

"Kalau anaknya memang tidak ada masalah perkembangan bicara, jadi kemampuan bicaranya oke-oke saja, berarti kan ada faktor lain," terang Jane.

Selain itu, lanjut Jane, orangtua juga perlu melihat apakah keluarganya tidak terbiasa saling bercerita atau saling sharing.

"Kalau misalnya itu masalahnya, berarti orangtuanya harus memulai kebiasaan nih untuk saling bercerita. Mulailah dari orangtua terlebih dahulu, dan jangan menuntut anak untuk harus bercerita banyak," saran Jane.

"Misalnya, 'Eh, tadi mama belanja, terus ketemu teman mama lagi belanja. Terus, tadi teman mama tuh sudah lama banget lo enggak ketemu mama.' Jadi, si ibunya ini yang mulai bercerita," kata Jane.

"Ayahnya juga sama. Kalau pulang kantor, berceritalah ke anaknya, 'Tadi papa begini, begitu'."

Hal ini akan membuat anak akan menangkap sinyal kalau orangtuanya terbuka, sehingga membuatnya pelan-pelan terbuka.

"Jadi, kalau dilihat lingkungannya adalah terbuka, apa-apa saling bercerita, dia (anak) lama-lama akan terbawa juga. Akan bercerita juga," jelasnya.

Baca Juga: Cara Menstimulasi Perkembangan Anak Usia Prasekolah, dari Perkembangan Motorik hingga Perkembangan Emosionalnya

2. Bertanyalah dengan open-ended question

Tanyakan pada anak dengan open-ended question.

Jane juga menyampaikan, saat bertanya pada anak, jangan pakai pertanyaan yang close-ended question.

"Misalnya, 'Apa?', 'Berapa?', itu pasti kan jawabannya cukup singkat ya," jelasnya.

Alih-alih itu, Jane menyarankan untuk bertanya dengan open-ended question.

"'Mengapa?', 'Bagaimana?' Itu biasanya akan menuntut anak untuk menjawab panjang, bukan jawaban pendek," jelasnya.

"'Gimana tadi sekolahnya?', 'Tadi kan kamu belajar cara menggunting, gimana sih caranya?' Nah, itu biasanya akan memancing anak untuk bercerita," lanjutnya.

Baca Juga: Ini Cara Orangtua Tetap Dukung Perkembangan Anak Usia Prasekolah, Meski Pandemi, Perkembangannya Akan Tetap Optimal

3. Lakukan pendekatan melalui hobi

Lakukan pendekatan melalui hobi anak.

Saat orangtua masuk dari hobi anaknya, menurut Jane, hal ini akan membuat anak bisa lebih terbuka dan bercerita.

"Bikinlah pertanyaan atau aktivitas yang memancing anak juga ikut terlibat. Tapi, gunakan hobinya dia begitu," saran Jane.

"Misalkan, anaknya ini hobi bikin lego, berarti orangtuanya mendekatkan diri juga dengan cara terlibat dengan anaknya yang bermain lego. Misalnya, 'Yuk, ajarin mama cara buat lego!', 'Untuk bentuk rumah tuh gimana ya? Coba dong ajarin mama'," ujarnya.

Menurut Jane, biasanya anak akan senang, karena orangtuanya tampak tertarik dan mau belajar tentang hal yang anak sukai.

Itu dia Moms, tiga tips untuk mengatasi anak yang pendiam atau sering menjawab singkat.

Selamat mencoba, ya.

Baca Juga: Kelihatannya Sepele, Tapi #FamilyQuality Ini Bisa Bantu Tingkatkan Kemampuan Menulis Anak Prasekolah