Ngidam, Rey Utami Suka Makan Sushi Saat Hamil, Apakah Berbahaya?

By Fadhila Afifah, Jumat, 16 Maret 2018 | 21:40 WIB
Ngidam, Rey Utami Makan Sushi Saat Hamil. ()

Nakita.id - Presenter olahraga, Rey Utami, kini sedang berdebar-debar menanti kelahiran buah hati pertama, dari pernikahan keduanya dengan Pablo Benua.

Pasalnya, kini ia sudah memasuki usia kehamilan 36 minggu alias sudah menuju sembilan bulan.

Saat dihubungi oleh Nakita, Jumat (16/3/2018) Rey menceritakan mengenai kehamilannya ini. 

BACA JUGA: Kondisi Rahim Terbalik Tetap Bisa Hamil, Rey Utami Membuktikannya!

Bayi yang sedang dikandungnya ini keketahui berjenis kelamin laki-laki Moms. 

Rey sendiri sudah mempersiapkan kebutuhan untuk menyambut kelahiran Si Kecil, seperti box bayi, stroller, berbagai kebutuhan mandi bayi, selimut dan lainnya. 

Rey sedikit bercerita mengenai pola makannya saat hamil. Ia mengaku tidak ada pantangan apapun soal makan. 

Asalkan makanan tersebut sehat dan tidak mengganggu janin yang dikandungnya. 

Namun ia mengaku, dikehamilannya perempuan berusia 31 tahun ini malah ngidam yang sering dilarang untuk ibu hamil. 

BACA JUGA: Sempat Dituding Kehamilannya Ganjil, Begini Tanggapan Rey Utami

"Anehnya aku malah ngidam yang dilarang-larang, sushi, salmon, duren, aku bandel jadi aku tetap makan. Kalau lagi pengen aku tetep makan," ungkap Rey. 

Ibu hamil yang menyukai sushi, tentunya punya pertimbangan. Alasannya ikan dan aneka hasil laut tersebut tergolong makanan sehat, baik bagi janin maupun si ibu sendiri.

Ikan memiliki kandungan protein yang baik bagi tumbuh kembang janin.

Memang sih Moms, belum ada bukti ilmiah yang menyatakan sushi dapat berpengaruh buruk terhadap kehamilan. 

BACA JUGA: Jangan Lagi Selfie Dengan Gaya V! Jika Tidak Ingin Alami Hal Ini

Bahkan, di negara asalnya, Jepang, kebiasaan makan sushi dan ikan mentah sudah jadi bagian dari pola makan sehat selama hamil bagi orang Jepang.

Sebetulnya, ada banyak variasi sushi, di antaranya oinarisan (sushi kulit tahu), oshi zushi (sushi tekan), sashimi, dan sebagainya.

Khusus sashimi yang menggunakan topping irisan ikan mentah, kerap menimbulkan pro dan kontra yang memunculkan anggapan bahwa mengonsumsi sushi itu berbahaya.

Kalau menurut Annisa Rizkiriani, SGz., MSi., Dosen di Institut Pertanian Bogor, sebenarnya, tidak hanya sushi yang menggunakan ikan mentah yang membahayakan, tapi semua sajian yang menggunakan bahan pangan mentah memang membahayakan bagi ibu hamil.

BACA JUGA:Pengasuh Anak Seleb Ini Memiliki Gaya Keren Bak Artis, Siapa Saja?

"Sebaiknya mengonsumsi bahan makanan yang sudah dimasak atau diolah. Alasannya, pangan hewani yang mentah atau setengah matang berisiko tercemar bakteri, virus, parasit yang berbahaya bagi ibu hamil," jelas Annisa.

Contohnya, toksoplasma yang kerap terdapat pada daging, sangat berbahaya bagi tumbuh kembang janin.

Khusus untuk sushi, bukan hanya ikan mentahnya yang patut diwaspadai, melainkan juga jenis ikannya.

Annisa menyarankan menghindari ikan yang berasal dari perairan laut yang tercemar oleh merkuri, karena dikhawatirkan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

BACA JUGA:Tiga Cara Cerahkan Rona Wajah. Murah Biayanya, Mudah Dilakukan!

Kandungan merkuri pada ikan berpotensi menganggu perkembangan sistem saraf pusat janin.

Jadi, jangan sembarangan mengonsumsi ikan, ya, Moms. Setidaknya, Moms mencari tahu dan paham akan jenis-jenis ikan yang kandungan merkurinya.

Ikan dengan kadar merkuri rendah meliputi: lobster berduri, ikan forel, cumi-cumi, ikan putih, kepiting, ikan lele, mullet, ikan teri, udang karang, ikan salmon, tiram, dan tilapia.

Idealnya, frekuensi makan ikan (sushi) adalah tak lebih 3 kali dalam seminggu.

BACA JUGA: Simpel! Berikut Cara Alami mencegah Sepsis atau Infeksi Darah Anak

Hal ini diperkirakan sudah mampu memenuhi kecukupan protein bagi ibu hamil yang mencapai 20g per hari.

Apalagi, sumber protein bukan hanya bisa diperoleh dari ikan, tetapi juga dari ayam, kambing, daging sapi, telur, danlainnya.

Selain itu, masih ada sumber protein nabati, seperti kacang-kacangan; kacang tanah, kacang kedelai, jagung, danlainnya.

Semakin beragam sumber protein yang dikonsumsi, maka kebutuhan akan protein menjadi semakin lengkap dan terpenuhi.