Kerap Dipungkiri, Nyatanya Tindakan Ini Termasuk Memanjakan Anak

By Nia Lara Sari, Senin, 19 Maret 2018 | 16:23 WIB
Memanjakan anak ()

Nakita.id - Apakah Moms dan Dads adalah tipe orangtua yang kerap memanjakan Si Kecil? Mungkin Moms dan Dads akan menjawab "tidak". 

Memang, tindakan memanjakan anak kerap tidak disadari oleh orangtua.

Apalagi orangtua kerapkali beralasan bahwa tindakan memanjakan anak adalah bentuk kasih sayang.

BACA JUGA: Trik Mencegah Agar Anak Tidak Manja

Namun, Anindita Subawa, S.Psi seperti termuat di Tabloid Nakita 846, menjelaskan tentang tindakan-tindakan yang masuk kedalam kategori memanjakan anak.

1. Membanjiri anak dengan pujian

Pujian itu boleh, tetapi lebih efektif untuk anak yang masih kecil, yakni usia 0-3 tahun.

Pada usia tersebut, anak sedang masa belajar menguasai beragam keterampilan dasar.

Memberinya pujian saat ia bisa membuang sampah pada tempatnya akan mendorong ia terus melakukan itu.

Begitu memasuki usia prasekolah, saat kita memuji pada hal-hal yang harusnya sudah ia kuasai (misal, makan sendiri, buang air kecil di toilet, buang sampah pada tempatnya, dll), malah bisa mengurangi makna pujian itu.

Bahkan, membuat anak berpikir bahwa ‘aku makan sendiri supaya dipuji Ibu’.

Jadi, pilah-pilih memuji anak itu perlu, khususkan pada saat anak melakukan hal-hal besar atau menuntaskan suatu tantangan baru yang ia terima. 

2. Sering menghadiahi anak dengan berbagai macam benda

Benda yang sering dihadiahkam seperti mainan, permen, cokelat, dll.

Sama seperti dengan pujian, terlalu sering membelikan anak sesuatu yang sebetulnya tidak ia butuhkan malah mengurangi arti dan nilai dari barang tersebut.

BACA JUGA: Resmi Menikah, Begini Cantiknya Adik Ipar Zaskia dan Shireen Sungkar

Contoh, setiap anak ulang tahun, kita memberinya hadiah mahal yang mungkin belum sesuai dengan usianya.

Semakin besar, anak akan berharap ia mendapatkan kado yang lebih bagus dan lebih mahal.

Sebaliknya, saat kita tidak memberinya apa-apa, anak akan sangat kecewa dan sedih.

Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi berlarut-larut bukan?

3. Sering mengganggap remeh kemampuan anak

Akibatnya, kita jarang memberinya tanggung jawab untuk suatu hal.

Kita lebih suka mengerjakan keperluan anak, tanpa memberi kesempatan anak untuk melakukannya sendiri.

Misalnya, anak ingin makan sendiri, tapi karena tidak mau baju anak kotor dan meja makan berantakan, plus biar cepat habis, kita cenderung menyuapi anak.

Padahal, tindakan itu sama saja dengan membiarkan anak terus bergantung pada kita.

Untuk jangka pendek, mungkin tidak masalah, tetapi pasti berdampak untuk kemandirian anak nantinya.

BACA JUGA: Tak Banyak Diketahui, Begini Cantiknya Tyna Adik Ipar Nana Mirdad

Mengerjakan semua keperluan anak adalah bentuk lain dari memanjakan anak. Masalahnya, kita tidak tahu apakah kita bisa terus berada di dekat anak.

4. Membantu anak tanpa diminta

Ada kalanya kita perlu bijak menjaga jarak dan melihat dari jauh dulu, apakah anak bisa mengatasi sendiri masalah yang ia temui.

Sesederhana membuka resleting tas, biarkan ia mencoba dulu membukanya sendiri, sampai ia sendiri yang memanggil dan meminta tolong.

Pendek kata, jangan lakukan sesuatu yang sebetulnya sudah mampu ia lakukan sendiri.

BACA JUGA: Agar Anak Usia 1-3 Tahun Cerdas, Yuk Lakukan Kebiasaan Ini di Rumah

5. Anak terlalu bergantung

Membuat anak bergantung terus menerus seolah kita adalah satu-satunya orang yang diandalkan anak.

Namun, seiring ia tumbuh besar, ketergantungan itu pun harusnya juga berkurang.

Anak harus belajar merasa nyaman dengan orang lain selain kita, bahkan bisa mengandalkan dirinya sendiri. (*)