Nakita.id - Setiap orang tua tentunya ingin buah hatinya tumbuh sehat dan diikuti dengan tumbuh kembang yang optimal sesuai usianya.
Namun, ada beberapa hal yang menyebabkan anak berisiko mengalami stunting.
Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak karena kurangnya asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi psikososial yang tak memadai.
Salah satu cirinya adalah, tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar anak-anak seusianya.
Stunting pada anak tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisiknya saja, melainkan kondisi psikologisnya juga.
Psikolog Anak dan Konselor Laktasi dari PION Clinician, Irma Afriyanti Bakhtiary, M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami kecemasan berlebih.
"Kecemasan berlebih ini seperti, dia merasa kok aku pertumbuhannya berbeda ya sama teman-teman yang lain," kata Irma dalam wawancara khusus bersama Nakita.id, Senin (10/1/2022).
"Karena anak yang stunting biasanya lebih pendek, jadi mereka mungkin lebih cemas kenapa teman-temannya lebih tinggi darinya," lanjutnya.
Selain tinggi badan, ada juga beberapa kondisi yang memengaruhi kecemasan anak stunting.
Baca Juga: Ibu Hamil Butuh Asupan Mikronutrien untuk Mencegah Stunting pada Anak, Ini Penjelasannya
Disamping pertumbuhan tinggi badannya terhambat, anak juga akan mengalami keterbatasan dalam kemampuan kognitif.
Misalnya, memiliki kecerdasan dibawah rata-rata, sehingga sulit bagi anak untuk mengikuti pelajaran di sekolah.