Panduan Memilih Vaksin Booster dan Dosis Pemberiannya, Jangan Sampai Keliru!

By Kintan Nabila, Kamis, 13 Januari 2022 | 07:18 WIB
Panduan lengkap memilih vaksin booster (Pexels)

Nakita.id - Pemerintah Indonesia resmi melaksanakan program vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster sejak Rabu, 12 Januari 2022 kemarin.

Melansir dari laman resmi Kemenkes, vaksin booster diberikan secara gratis dan diprioritaskan untuk kelompok lansia dan kelompok rentan (peserta BPJS PBI).

Namun, pada prinsipnya, vaksin booster bisa diberikan untuk semua orang dengan usia 18 tahun ke atas dan telah menerima vaksin dosis kedua dalam jangka waktu minimal 6 bulan.

Masyarakat yang masuk kelompok prioritas dapat segera mengecek tiket dan jadwal vaksinasi booster di situs web dan aplikasi PeduliLindungi.

Nah, sebelum melakukan vaksinasi booster sebaiknya Moms dan Dads cari tahu dulu jenis-jenis vaksin yang tersedia.

Ada 5 jenis vaksin yang digunakan sebagai booster.

Yakni CoronaVac/Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.

Kemudian perhatikan juga pengkategorian jenis vaksin sebagai homolog, heterolog, ataupun keduanya.

Melansir dari Kompas, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Ginting menjelaskan mengenai panduan memilih vaksin booster.

Baca Juga: Setelah Mendapat Suntikan Vaksin Booster Semua Orang Dilarang Melakukan 5 Hal Ini, Tolong Semuanya Jangan Sampai Melanggarnya!

Vaksin homolog

Homolog artinya jenis vaksin primer atau vaksin dosis lengkap yang diberikan di awal sama dengan jenis vaksin booster.

"Homolog itu vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis. Misalnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Sinovac (CoronaVac)," ujar Alex.

Adapun jenis vaksin yang termasuk homolog yakni Sinovac, Moderna, dan Pfizer.

Vaksin heterolog

Sedangkan, heterolog yakni vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis, tetapi boosternya jenis vaksin yang berbeda.

"Heterolog itu contohnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Moderna," lanjut dia.

Alex menambahkan, untuk mereka yang berusia di atas 18 tahun disarankan menggunakan booster heterolog.

Besaran dosis yang diterima akan disesuaikan dengan rekomendasi yang sudah diberikan Badan POM, berikut penjelasannya!

Baca Juga: Satu Indonesia Bisa Bersorak, Penelitian Berikan Hasil Seperti Ini Soal Vaksin Booster untuk Melawan Covid-19

Booster penerima vaksin Sinovac

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mereka yang sudah menerima vaksin Sinovac lengkap, maka bisa menggunakan setengah dosis booster AstraZeneca atau setengah dosis Pfizer.

"Pakai AstraZeneca atau Pfizer tergantung ketersediaan vaksin yang ada," ujar Nadia saat dihubungi oleh Kompas.

Booster penerima vaksin AstraZeneca

Sementara bagi mereka yang sudah menerima vaksin AstraZeneca lengkap, maka bisa menggunakan booster setengah dosis Moderna.

"Kalau awalnya AstraZeneca, maka diberikan (booster) setengah dosis Moderna," ujar Nadia.

Selain itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengungkapkan, kombinasi awal vaksin booster nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada.

Adapun kombinasi vaksin booster ini sudah sesuai dengan pertimbangan para peneliti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) maupun ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization).

Baca Juga: Dapat Jatah Vaksin Booster Hari Ini? Inilah 6 Kegiatan yang Harus Dilakukan Sebelumnya Agar Terhindar dari Efek Samping yang Berlebihan

Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "Panduan Lengkap Memilih Vaksin Booster, Jangan Sampai Keliru"