3. Hitung Biayanya
Jika sudah tahu kisaran biaya sekolah yang dituju maka Moms mulai hitung kira-kira berapa jumlah dana yang dibutuhkan sampai anak lulus perguruan tinggi nantinya. Rista juga mengingatkan, ketika menghitung jangan lupa memasukan inflasi sekitar 10-15%.
“Ketiga, hitung biayanya. Contoh, tahun 2021 ini hitung masuk TK nya berapa, SMP nya berapa, SMA nya berapa, bahkan kuliah sekalipun. Setelah kita hitung, jangan lupa masukan inflansinya 10-15%,” jelas Rista.
4. Mitigasi Risiko
Jika sudah tahu berapa biaya yang dibutuhkan maka Moms dan Dads juga perlu membicarakan mitigasi risiko.
Moms dan Dads bisa mengikuti berbagai asuransi. Dengan asuransi ini bisa menjamin anak agar tetap bersekolah meskipun orang tuanya meninggal dunia, atau bahkan sakit kritis dan tidak bisa membiayainya lagi.
“Keempat, mitigasi risiko. Kita mulai berbicara tentang perlindungan, asuransi. Baik asuransi jiwa, kesehatan, dan penyakit kritis,” kata Rista.
5. Investasi
Untuk menyiapkan biaya pendidikan anak, Moms juga harus memikirkan terkait investasi.
Dengan adanya investasi bisa mempermudah Moms dan Dads mengumpulkan dana pendidikan anak.
“Kelima, orang tua harus berbicara terkait investasi yang tepat untuk menyiapkan dana pendidikan TK, SD, SMP, SMA, bahkan kuliah karena berdasarkan waktunya, produk-produk investasi ini akan berbeda,” ungkap Rista.
6. Lakukan Review
Jika sudah mulai mengumpulkan biaya pendidikan anak maka Moms dan Dads juga penting sekali melakukan review. Untuk mencari tahu dana yang dikumpulkan sudah sesuai target atau justru kurang.
“Keenam, lakukan lah review. Boleh dilakukan pertiga bulan, perenam bulan, boleh juga pertahun, ya disesuaikan aja kira-kira kapan anak ini sekolahnya,” tutup Rista.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran PPDB 2021 SMA DKI Jakarta Dibuka? Simak Jadwal Lengkapnya di Sini