Peran Bidan Indonesia Bukan Hanya Membantu Proses Persalinan, Tetapi Ujung Tombak Terdepan Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

By Ruby Rachmadina, Kamis, 3 Februari 2022 | 13:23 WIB
Bidan berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak. (Freepik)

Bidan jadi salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan penting.

Sama seperti dokter, peran bidan juga dibutuhkan untuk melayani kesehatan masyarakat di Indonesia.

Dalam acara webinar Tranformasi Digital Bantu Jaga Kesehatan Ibu & Anak, Kamis (3/2/2022), Dr. Emi Nurjasmi M.Kes selaku Ketua Umum IBI mengungkapkan bahwa kesehatan ibu dan anak merupakan jadi salah satu indikator kesehatan dari keberhasilan suatu negara.

Upaya peningkatan kesehatan antara ibu dan anak juga dilakukan dengan mengandalkan bidan di dalamnya.

Profesi ini sejatinya memberikan peranan penting terutama memberikan perawatan sesaat sebelum persalinan, memeriksa kondisi kesehatan ibu selama masa kehamilan, saat persalinan, dan juga setelah melahirkan.

Seorang bidan tentu akan terus memberikan pendampingan, melakukan pemeriksaan, terus memantau kondisi fisik dan psikis para ibu, ibu hamil, dan juga anak.

"Kesehatan ibu dan anak ini indikator keberhasilan dari negara. Peran bidan memang profesi unik dan spesifik karena kita fokus kepada kesehatan ibu, bayi, dan juga balita. Bidan berperan penting tidak hanya saat ibu hamil, tetapi saat lahiran, bahkan sebelum anak lahirpun bidan ada," ucap Emi.

Menurut Emi bidan hadir sebagai garda terdepan untuk melayani kesehatan masyarakat tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk daerah kecil sekalipun.

"Bidan sebagian besar ada di daerah terkecil, mereka dekat dengan masyarakat di desa sehingga bidan sangat strategis dan garda terdepan dalam pelayanan masyarakat," ungkap Emi.

Baca Juga: Daftar Perlengkapan Bayi yang Harus Dibawa Saat Melahirkan di Bidan, Moms Harus Catat Biar Bisa Disiapkan dari Jauh-jauh Hari

Masih banyak ibu hamil yang mempercayakan kelahirannya di bidan.

Data dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) telah menyebutkan setidaknya 60 persen bayi di Indonesia lahir melalui jasa badan.

Namun sayangnya, bidan di Indonesia masih saja harus menghadapi kendala yang harus dirasakan di lapangan.

Terutama para bidan yang memang bertugas di beberapa daerah tertinggal.

Menurut Emi kendala yang dihadapi para bidan sangatlah beragam.

Namun yang paling sering terjadi adalah dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Kondisi geografis di berbagai wilayah terpencil terkadang meyulitkan bidan untuk bisa menjangkau lebih dekat lagi dengan masyarakat.

Eni berharap komunikasi di berbagai daerah sudah seharusnya ditingkatkan hal ini dilakukan demi memberikan pelayanan optimal yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.

"Delaynya intervensi karena komunikasi tidak lancar tidak realtime jadi semua terbatas. Apalagi kalau ke rumah sakit penuh dan jadi kalau kita punya akses digital dan terkoneksi jadi puskesmas bisa pantau juga. Jadi puskesmas, dokter, dan bidan bisa saling memberikan informasi," ujarnya.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Garda Terdepan, Begini Harapan Para Bidan di Tengah Pandemi Covid-19

Dalam acara yang sama juga turut hadir dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K), selaku Kepala BKKBN Pusat. Beliau memaparkan jika bidanlah yang menjadi salah satu profesi yang paling dekat dengan masyarakat.

Bidan dapat berhadapan langsung dengan masyarakat, terutama para ibu dan anak untuk melayani kesehatan.

Bidan juga telah diakui sebagai tenaga profesional yang memiliki izin untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Misalnya dengan memberikan pelayanan seputar kehamilan, lahiran, dan diberikan kewenangan dalam memasang alat kontrasepsi.

Oleh karena itu, bidan disebut-sebut sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paling optimal untuk keluarga Indonesia.

"Bidan menjadi ujung tombak pelayaanan masyarakat karena bidanlah tenaga yang juga mendapatkan izin untuk suntik KB, pasang IUD, memonotir orang kelahiran dan bidan memiliki izin. Sehingga bidan melekat dan dekat dengan keluarga," ungkap dr. Hasto.

dr. Hasto mengatakan jika kini BKKBN mengajukan tim pendamping keluarga sebagai langkah preventif untuk membantu jalannya komunikasi antara tenaga kesehatan dan informasi yang mengedukasi kepada masyarakat.

Dalam satu tim pendamping terdapat bidan di dalamnya yang dibantu dengan tim penggerak PKK serta penyuluh.

"BKKBN baru saja mengajukan tim pendamping keluarga dan itu ada 3 unsur yaitu bidan sebagai provider, PKK, dan satu lagi penyuluh," ucap dr. Hasto.

Baca Juga: Bukan Sembarangan, Begini Peran Bidan dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak