Kenali Bahaya Covid-19 pada Anak Selama Gelombang Ketiga Menurut Dokter Spesialis Paru, Salah Satunya MIS-C

By Shannon Leonette, Kamis, 10 Februari 2022 | 12:43 WIB
Moms, segera kenali beberapa bahaya Covid-19 pada anak ini. (Freepik)

Nakita.id - Indonesia saat ini telah memasuki gelombang ketiga penyebaran kasus Covid-19.

Merujuk pada data terbaru (8/2/2022), kasus aktif Covid-19 di Indonesia telah mencapai lebih dari 200.000 kasus.

Bahkan, kasus harian meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam waktu 2 minggu terakhir.

Varian Omicron menjadi varian yang paling mendominasi selama gelombang ketiga ini.

Meski memiliki gejala yang lebih ringan daripada varian Delta, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) menegaskan untuk tidak terlalu terpengaruh dengan kata-kata tersebut.

“Kenapa? Karena, kalau menimpa kelompok tertentu seperti lansia, komorbid, anak-anak, atau yang belum divaksin, maka biasanya gejalanya akan lebih berat,” ujar dr. Erlina dalam acara konferensi pers sekaligus peluncuran buku ‘Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4’ yang dilaksanakan pada Rabu lalu (9/2/2022).

Ditambah, varian Omicron sendiri adalah varian yang sangat mudah menular ke seluruh kelompok orang.

Termasuk, kelompok anak-anak yang sangat rentan terkena Covid-19.

Yuk, kita simak paparan dari dr. Erlina lebih lanjut!

Baca Juga: Waspadai Gejala Omicron Pada Anak, Apa Saja yang Harus Dilakukan untuk Jaga Kesehatan Anak di Gelombang Ketiga Ini?

Berdasarkan data yang disampaikan dr. Erlina, anak berusia 0-18 tahun telah terkonfirmasi mencapai 13,3% dari keseluruhan kasus Covid-19.

Adanya peningkatan ini tentu saja disebabkan oleh kemunculan varian Omicron.

Juga, adanya penerapan PTM (pembelajaran tatap muka) 100% di beberapa wilayah.

“Dan yang bisa menjadi berat dan menimbulkan kondisi yang bisa fatal ujung-ujungnya yaitu, multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C),” ujar dr. Erlina.

Sebagai informasi, MIS-C sendiri adalah sindrom inflamasi multiorgan pada anak.

Umumnya, anak yang terserang sindrom ini umumnya akan mengalami penyakit derajat berat.

Salah satunya adalah Covid-19.

Semakin tinggi kasus Covid-19 pada anak, maka semakin tinggi juga risiko anak terkena MIS-C.

Maka dari itu, dr. Erlina sangat tidak menyarankan untuk menganggap remeh Covid-19 pada anak.

Baca Juga: Sulit Menjaga Jarak Saat PTM, Siswa TK di Depok Tertular Covid-19 dari Gurunya

Melihat situasi ini, kelima organisasi profesi kedokteran di Indonesia bekerja sama untuk mempelajari ilmu-ilmu tentang Covid-19 yang terus berkembang.

Diantaranya adalah PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia), PERDATIN (Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia), dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

Kemudian, lahirlah buku ‘Pedoman Tatalaksana Covid-19’ dari hasil kerja sama tersebut.

Sejak Januari 2022 lalu, edisi keempat sudah diterbitkan dan diperbarui berdasarkan hasil penelitian berupa telaah sistematik, baik nasional maupun internasional.

Sebagai informasi, telaah sistematik sendiri merupakan landasan ilmiah dengan tingkatan yang paling tinggi.

Dengan disusunnya buku pedoman terbaru ini, dr. Erlina berharap agar para dokter di seluruh Indonesia dapat menerapkannya sesuai dengan kondisi wilayah kerja masing-masing.

Juga, sebagai upaya untuk mengakhiri pandemi Covid-19 yang harus dilakukan secara komprehensif dan tidak hanya menatalaksana pasien yang terinfeksi saja, termasuk vaksinasi dan protokol kesehatan yang sama-sama penting.

“Meskipun demikian, buku pedoman ini merupakan ‘living document’ yang akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan penyakit, virus, dan obat-obatan berdasarkan data terbaru,” tutup dr. Erlina.

Apabila Moms ingin membaca buku pedomannya lebih lanjut, bisa langsung diunduh di sini.

Baca Juga: Rekomendasi Terbaru IDAI Terkait Metode PTM, Pasca Ditemukannya Varian Omicron di Indonesia, Catat Sekarang Juga