“Berubah namun bukan dalam arti yang sebenarnya. Tapi terjadi pergeseran (sifat) di mana si anak belajar dan berada di lingkungan yang berbeda, maka sifat tersebut dapat beradaptasi menjadi lebih baik atau tidak,” terang Meity.
Misalnya, ketika anak terlahir dari ayah yang emosional dan pemarah.
Anak yang terlalu sering melihat ayahnya marah, maka besar kemungkinannya anak tersebut terpapar emosi yang sama.
“Frekuensi yang dipancarkan akan lebih mudah mempengaruhi orang-orang yang berada di dekatnya,” jelas Meity.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, Moms dan Dads perlu memilah kembali sifat apa saja yang baik untuk ditiru.
Juga, sifat apa saja yang tidak baik untuk ditiru dan harus dihindari jauh-jauh dari anak.
Agar anak bisa membentuk kepribadian sesuai yang diharapkan, maka pola asuh dan kebiasaan dari Moms dan Dads sendiri sangat berperan penting.
Apabila Moms dan Dads sadar dan tahu bahwa ada sifat buruk orangtua yang menurun ke anak, Moms dan Dads harus segera memperbaikinya.
Moms dan Dads bisa memperbaiki sifat buruk tersebut melalui lingkungan dan kebiasaan.
Tak hanya itu, perubahan ini harus dilakukan dengan konsisten sampai anak benar-benar menyadari mana sifat yang baik dan mana yang tidak.