Nakita.id - Penting bagi Dads berperan sama dalam mendisiplinkan anak.
Sosok ayah sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter yang bisa menentukan masa depannya.
Salah satunya adalah mendidiknya dengan disiplin.
Tentu dalam proses mendidik anak dengan disiplin tidak selalu berjalan lancar.
Melansir Fatherly, salah satunya adalah anak mengabaikan didikan disiplin itu, bahkan tidak menanggapi hukuman.
Bahkan, ada juga anak yang membalasnya dengan suara yang meninggi.
Beberapa orangtua mungkin menyebut anak yang mengabaikan didikan disiplin orangtuanya sebagai anak.
Ketika hal itu terjadi, dengan menambah hukuman lebih berat bisa jadi tidak efektif untuk mendisiplinkan anak, Dads.
Menurut Christi Campbell, seorang analis perilaku bersertifikat, membuat seorang anak bereaksi dengan penyesalan terhadap hukuman yang keras sama sekali tidak diperlukan.
Penting bagi Dads berperan sama dalam mendisiplinkan anak dengan memberi hukuman yang tepat bila anak melanggar.
"Ketika seorang anak tampaknya tidak peduli dengan disiplin, itu berarti ada ketidaksesuaian antara alasan anak itu dihukum dengan hukuman yang diberikan," ujar Campbell.
Campbell kemudian angkat bicara mengenai fenomena orangtua mengurung anaknya.
“Seringkali, orang tua berpikir bahwa mengisolasi anak dengan mengirim mereka ke kamar akan efektif. Namun, ada kalanya mengirim anak ke kamarnya hanya berfungsi sebagai pelarian dari kekacauan rumah tangga, yang tidak selalu merupakan hukuman," bebernya.
Memberikan hukuman yang sesuai, selain bisa membuat anak mengerti hal yang baik juga bisa menghilangkan anggapan bahwa Dads merupakan orang jahat.
Beberapa hukuman yang bisa Dads coba bagi anak yang melanggar disiplin namun sulit bereaksi terhadap hukuman:
- Coba sesuatu yang berbeda: Jika hukuman tidak berhasil mencegah perilaku buruk, tidak ada alasan untuk terus melakukannya.
- Jelaskan tenang harapan: Beri anak-anak kesempatan untuk berhasil dengan mengingatkan anak mengenai apa yang diharapkan dari mereka untuk masa depan.
- Beritahu konsekuensi dalam kehidupan: Ketika anak melakukan sebuah kesalahan, jelaskan konsekuensi yang akan didapat secara alami. Anak-anak akan memilih kesempatan untuk mengubah perilaku mereka.
Baca Juga: Ketika Moms juga Bekerja, Dads Bisa Berperan Sama Mengurus Anak dengan Cara Ini
- Memuji anak yang melakukan tindakan benar: Jangan hanya menghukum perilaku yang salah. Dads juga sebaiknya memuji perilaku yang dilakukan anak dengan benar.
- HIndari perebutan kekuasaan: Ketika menjadi ayah bukan berarti Dads paling berkuasa. Tunjukkan bahwa Dads pemimpin yang mengayomi dan menyayangi keluarga.
Kunci untuk menemukan tindakan efektif bila anak melakukan pelanggaran adalah dengan mendasarkannya pada konsekuensi alami atas perbuatannya.
“Hukuman harus terkait dengan apa yang dilakukan anak dan mengapa mereka melakukannya dan perlu segera dilakukan agar mereka menghubungkannya dengan 'ketidakdisiplinan', terutama dengan mereka yang lebih muda,” saran Campbell.
“Apakah anak itu tidak membersihkan kamar mereka? Mungkin mereka bisa membersihkan kamar dan ruang tamu mereka untuk minggu depan.
Apakah mereka pulang terlambat tanpa menelepon? Mereka perlu menelepon sekali dalam satu jam saat mereka pergi keluar berikutnya," imbuhnya.
Jika perilaku anak belum membaik, maka perlu menggunakan cara lain.
Bila perilakunya membaik itu jadi pertanda bagus.
Berarti hukumannya efektif dan orangtua harus memuji anak-anak atas perbaikan perilaku mereka.
Baca Juga: Wajib Tahu Pentingnya Dads Berperan Sama dalam Merawat Anak yang Sakit Serius