Campbell kemudian angkat bicara mengenai fenomena orangtua mengurung anaknya.
“Seringkali, orang tua berpikir bahwa mengisolasi anak dengan mengirim mereka ke kamar akan efektif. Namun, ada kalanya mengirim anak ke kamarnya hanya berfungsi sebagai pelarian dari kekacauan rumah tangga, yang tidak selalu merupakan hukuman," bebernya.
Memberikan hukuman yang sesuai, selain bisa membuat anak mengerti hal yang baik juga bisa menghilangkan anggapan bahwa Dads merupakan orang jahat.
Beberapa hukuman yang bisa Dads coba bagi anak yang melanggar disiplin namun sulit bereaksi terhadap hukuman:
- Coba sesuatu yang berbeda: Jika hukuman tidak berhasil mencegah perilaku buruk, tidak ada alasan untuk terus melakukannya.
- Jelaskan tenang harapan: Beri anak-anak kesempatan untuk berhasil dengan mengingatkan anak mengenai apa yang diharapkan dari mereka untuk masa depan.
- Beritahu konsekuensi dalam kehidupan: Ketika anak melakukan sebuah kesalahan, jelaskan konsekuensi yang akan didapat secara alami. Anak-anak akan memilih kesempatan untuk mengubah perilaku mereka.
Baca Juga: Ketika Moms juga Bekerja, Dads Bisa Berperan Sama Mengurus Anak dengan Cara Ini
- Memuji anak yang melakukan tindakan benar: Jangan hanya menghukum perilaku yang salah. Dads juga sebaiknya memuji perilaku yang dilakukan anak dengan benar.
- HIndari perebutan kekuasaan: Ketika menjadi ayah bukan berarti Dads paling berkuasa. Tunjukkan bahwa Dads pemimpin yang mengayomi dan menyayangi keluarga.
Kunci untuk menemukan tindakan efektif bila anak melakukan pelanggaran adalah dengan mendasarkannya pada konsekuensi alami atas perbuatannya.
“Hukuman harus terkait dengan apa yang dilakukan anak dan mengapa mereka melakukannya dan perlu segera dilakukan agar mereka menghubungkannya dengan 'ketidakdisiplinan', terutama dengan mereka yang lebih muda,” saran Campbell.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR