Nakita.id – Mulai sekarang Moms harus berhati-hati saat memiliki kentang untuk dikonsumsi sekeluarga.
Pasalnya, tidak semua kentang yang dijual di pasar masih dalam kondisi bagus.
Maka dari itu, Moms perlu memeriksa secara teliti kentang yang ada.
Ciri-ciri kentang yang beresiko tersebut antara lain kentang yang sudah berwarna hijau dan tumbuh tunas.
Oleh karena itu, jika Moms menjumpai yang seperti ini segera singkirkan dari keranjang belanja.
Kondisi kentang yang demikian dapat berlaku juga saat Moms tidak menyimpan dengan benar di rumah.
Melansir dari All Recipes, Selasa (22/03/2022), kentang bisa bertunas diluar tanah disebabkan tertipu oleh suhu di sekitarnya yang memang suhu ideal untuk tumbuh, mencapai 68 derajat F.
Saat itulah mereka mengubah nutrisi jadi energi dan mulai menumbuhkan tunas.
Nah, inilah yang menjadikan kentang tidak aman untuk dikonsumsi.
Kentang yang berkecambah atau bertunas ini berpotensi menjadi racun karena memiliki zat kimia yang disebut solanin.
Solanin umumnya juga ada pada buah lain seperti tomat, terong dan paprika.
Mereka secara alami menghasilkan solanin yang beracun bagi manusia jika tertelan dalam jumlah cukup besar.
Lauren Harris-Pincus, MS, RDN, penulis buku The Everything Easy Pre-Diabetes Cookbook dan The Protein-Packed Breakfast Club menuturkan dalam Eating Well, bahwa kentang memiliki dua jenis glikoalkaloid (racun alami) yaitu solanin dan chaconine.
Kentang yang berwarna hijau bukan berasal dari klorofil melainkan warna hijau itu merupakan indikasi bahwa konsentrasi glikoalkaloid tinggi.
Harris-Pincus juga menegaskan bahwa kentang sear seharusnya tidak terlihat bertunas atau memiliki warna hijau pada kulitnya.
Maka dari itu, jika Moms menemukan kentang sudah berubah warna jadi hijau itu termasuk peringatan untuk tidak mengolahnya.
Kentang yang bertunas atau berwarna hijau memiliki kadar racun yang tinggi dan tidak aman lagi untuk dikonsumsi.
Menurut seorang spesialis Diana M. Pei, Pharm. D., dilansir dari Eating Well, kandungam solanin dan chaconine dapat menyebabkan gejala seperti muntah, sakit perut, buang air besar tidak teratur, diare, sakit kepala, brain fog, kemerahan pada kulit, kebingungan dan demam.
Usut punya usut, ada beberapa kasus kematian dilaporkan setelah makan kentang beracun, tetapi umumnya gejala ini bisa diobati di rumah.
Timbulnya gejala biasanya dalam beberapa jam, namun ada juga yang memakan waktu hingga satu hari, dalam beberapa kasus.
Lantas bagaimana kita bisa melindungi diri?
Cara terbaik yang utama adalah dengan membuang kentang yang mengandung bercak hijau atau tumbuh tunas.
Sayangnya, kalau tetap memaksa memasak kentang ini tidak bisa menghancrkan senyawa beracun ini, kata Harris Pincus.
Mungkin Moms boleh saja memakan kentang yang sudah bertunas dengan memotong menggunakan pisau bagian mereka yang ada bercak hijau atau tunas.
Cara berikutnya untuk menyimpan kentang agar tetap aman dikonsumsi adalah menyimpannya di tempat yang sejuk dan gelap dan berventilasi baik seperti lemari. Jauhkan dari sinar matahari karena dapat memicu penumpukan solanin.
Jangan menyimpannya dekat bawang karena dapat memicu kentang tumbuh lebih cepat dan hindari suhu yang dingin seperti kulkas karena dapat menyebabkan pati kentang berubah.
Untuk mengetahui alasan mengapa kentang bertunas berbahaya untuk dikonsumsi, cek halaman 2. (*)