Satu Indonesia Belum Bisa Bernapas Lega, Padahal Baru Saja Kasus Covid-19 Melandai Tapi Sosok Pakar Ini Sebut Ada Bahaya Lain Terkait Virus Corona Sedang Mengancam

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 27 Maret 2022 | 07:30 WIB
Kasus Covid-19 terus melandai, pakar epidemiologi beri peringatan (Pixabay.com)

Nakita.id - Kasus infeksi Covid-19 di Indonesia saat ini terus mengalami pelandaian setelah Omicron diprediksi memuncak Februari 2022 kemarin.

Ini tidak lepas dari gencarnya vaksinasi primer dan booster yang terus digaungkan oleh pemerintah.

Dengan terus melandainya kasus Covid-19, diharapkan Indonesia segera mendeklarasikan virus ini sebagai endemi.

Masyarakat tentu saja sudah tidak sabar untuk bisa beraktivitas normal tanpa memakai masker dan menjaga jarak.

Tapi dengan melandainya kasus Covid-19, justru muncul peringatan dari seorang pakar endemi.

Dikatakan ada bahaya lain mengintai seiring dengan turunnya kasus infeksi Covid-19.

Hal ini berkaitan dengan melunaknya kebijakan setiap negara dalam menghadapi Covid-19

Melansir dari Tribunnews, Pakar Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan.

Ia menjelaskan kalau ada kecenderungan dunia melunak menghadapi pandemi Covid-19 pada tahun 2022.

Baca Juga: Akhirnya Bisa Mudik! Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan Jauh Selama Lebaran 2022, Wajib Ketahui Cara Dapat Vaksin Ketiga Agar Bisa Ajak Si Kecil dan Dads Pulang Kampung

Melunaknya negara dan dunia dalam menghadapi Covid-19 ini tidak lepas dari berbagai faktor.

Mulai dari sosial, ekonomi hingga psikologis.

Ia menyebut orang-orang mulai lelah dengan gaya hidup semasa pandemi yang sudah berlangsung selama tiga tahun.

"Kecenderungan dunia melunak dalam merespons Covid-19 itu terlihat nyata."

"Karena kelelahan, juga jenuh akibat dampak yang demikian besar disebabkan selain sektor kesehatan," ujar Dicky.

Dalam hal ini, Dicky mengingatkan agar orang-orang untuk tidak kebablasan.

Ditakutkan, ketika negara mulai melunak dan tidak menganggap Covid-10 sebagai masalah lagi, maka akan timbul polemik baru.

Dicky Budiman menjelaskan kalau dampak Covid-19 bukan hanya terinfeksi dan positif.

Tapi juga dapat menimbulkan penyakit tidak menular yang akan menjadi beban negara.

Baca Juga: Tak Main-main Kalau Moms Sampai Tidak Tahu, Ini Dia Beberapa Efek Covid-19 pada Ibu Hamil

Usut punya usut, Covid-19 berisiko menimbulkan penyakit lain seperti diabetes dan hipertensi.

"Yaitu diabetes kemudian hipertensi maupun penyakit jantung. Belum lagi penyakit lain seperti masalah kognitif," tegasnya.

Dicky Budiman mengeluarkan keterangan ini bukan tanpa alasan.

Melainkan dalam pengamatan, Covid-19 dapat berpotensi menimbulkan penyakit tidak menular.

Covid-19 ini bisa memicu komorbid dalam tubuh pasien penderita.

"Dia jadi komorbid yang membuat pasien penderita Covid-19 bisa menjadi parah atau menular, termasuk ketika dia menjadi penyintas Covid-19."

"Risiko ia mengalami penyakit tidak menular menjadi besar," tukasnya menjelaskan.

Sementara itu, terhitung pada 26 Maret 2022, terdapat kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 139.143.

Jumlah tersebut mengalami penurunkan sebanyak 6.861 dari sehari sebelumnya.

Sementara itu, secara kumulatif, kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 5.995.876 saat berita ini diturunkan.

Baca Juga: Digandeng Kompas Gramedia untuk Program Vaksin Booster, Badan Intelijen Negara Datangkan Mobile Laboratorium Covid-19, Kenalan Yuk!