Jangan Lagi Melabeli Anak Penyandang Autisme Nakal, Hingga Dokter Sebut Kondisi Lingkungan Seperti Ini yang Dibutuhkan Anak Autisme

By Ruby Rachmadina, Minggu, 10 April 2022 | 15:26 WIB
Jangan melabeli anak penyandang autisme nakal hingga kondisi yang dibutuhkan anak autisme. (Freepik)

Banyak orangtua yang tanpa sadar kerap melabeli anak dengan sebutan yang kurang baik.

Terutama pada anak yang menyandang autisme.

Seringkali, lingkungan sekitar menyebut anak autisme sebagai sosok yang tak sempurna dan memiliki banyak kekurangan.

Anak autisme memang kurang memiliki kemampuan untuk bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain.

Mereka juga kerap merasa kesulitan untuk berbahasa.

Anak autisme juga belum bisa mengontrol rasa emosionalnya.

Maka tak heran jika mereka kerap tantrum, marah atau melakukan hal-hal yang mungkin dianggap tidak baik.

Tetapi bukan berarti orang lain di sekelilingnya bisa melabeli anak autisme sebagai sosok yang nakal atau susah diberi aturan.

Pelabelan pada anak autisme ini hanya akan berpengaruh buruk bagi tumbuh kembangnya hingga dewasa.

Baca Juga: Banyak Orang Awam yang Wajib Tahu, Ternyata Ini Jenis Autisme Pada Anak yang Dijelaskan Langsung Oleh Dokter

dr. Wita Rostania, Sp.A Dokter Spesialis Anak di RS Azra Bogor menekankan kepada tim Nakita pada Selasa (5/4/2022), jika orangtua perlu berhati-hati akan pelabelan anak autisme.

dr. Wita mengingatkan jika anutisme ini bukanlah suatu penyakit.

Autisme bukanlah masalah adanya gangguan kejiwaan pada anak.

dr. Wita Rostania, Sp.A Dokter Spesialis Anak di RS Azra Bogor.

"Perlu dingat lagi, anak autisme ini bukan gangguan kejiwaan, ini sesuatu yang berbeda," ucap dr. Wita.

Ia menghimbau agar masyarakat tidak lagi melabeli anak autisme dengan sebutan yang berkonotasi negatif.

Malah dr. Wita mengajak agar seluruh lapisan masyarakat berperan dan merangkul untuk mendukung tumbuh kembang anak autisme bersama-sama.

Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk ditinggali anak autisme.

"Jangan melabel anak autisme, justru kita sebagai komunitas di lingkungan kita ada anak autisme itu kita perlu merangkul," sambungnya.

Baca Juga: Supaya Orang Indonesia Tak Salah Kaprah, Dokter Sampai Tegaskan Autisme Tidak Menular

Kenyataannya memang sulit untuk bisa menerima sesuatu hal yang pada awalnya memang tak diharapkan.

Orangtua dengan anak autisme tentu terus berusaha untuk bisa menerima kondisi Si Kecil yang terlahir dengan keunikannya.

Sangat berat berperan sebagai orangtua yang memiliki anak autisme.

Moms dan Dads mungkin dituntut harus selalu tahan banting, untuk menerima setiap cemoohan yang dilayangkan orang-orang kepada Si Kecil yang memiliki keterbatasan.

Padahal bukan kondisi lingkungan seperti itu yang dibutuhkan bagi orangtua dengan anak penyandang autisme.

Anak autisme perlu didukung oleh lingkungan yang kondusif.

Bukan hanya dari pihak keluarga saja, tetapi perlu juga dukungan dari komunitas masyarakat.

Seluruh lapisan masyarakat bisa berperan bersama, seperti membantu untuk anak autisme mendapatkan perawatan, menciptakan suasana lingkungan yang ramah, serta dukungan terhadap orangtua.

"Orangtua perlu dukungan dari lingkungan karena perjuangannya berat, yuk kita sama sama menciptakan lingkungan yang ramah untuk anak autisme ini," pungkas dr. Wita.

Baca Juga: Anak Laki-laki Lebih Berisiko Terkena Autisme? Dokter Jawab Ternyata Ada Faktor Lainnya yang Memengaruhi Terjadinya Autisme Pada Si Kecil