Bukan Hanya Memberi Semangat, Begini yang Harus Dilakukan Suami Ketika Sang Istri Menjadi Korban Mom Shaming

By Shinta Dwi Ayu, Kamis, 21 April 2022 | 16:30 WIB
Hal yang harus dilakukan suami ketika istrinya menjadi korban Mom shaming. (Nakita.id)

Nakita.id - Para suami harus lakukan hal ini ketika istri menjadi korban Mom shaming.

Memiliki anak tentu saja menjadi keinginan bersama pasangan suami istri.

Kehadiran sang buah hati tentu saja menambah warna baru dalam kehidupan sepasang suami istri.

Namun, untuk memiliki anak pengorbanan dan perjuangannya tidak mudah.

Terutama yang harus dirasakan para ibu ketika memiliki anak.

Untuk melahirkan anak ke dunia saja para Moms harus bertaruh nyawa.

Setelah lahir, para Moms pun memiliki kewajiban untuk mengasuh anak dengan baik.

Tanpa pengasuhan yang baik dari ibu, maka perkembangan dan pertumbuhan anak pun juga tidak optimal.

Tak heran bila setiap ibu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Baca Juga: Supaya Bisa Kembali Semangat Mengurus Anak, Begini Cara Mengatasi Rasa Gagal Ketika Menjadi Korban Mom Shaming

Peran Suami

Akan tetapi, meski sudah berusaha memberikan yang terbaik saja para Moms kerap kali mendapat komentar-komentar negatif dari orang lain.

Komentar negatif itu biasanya berupa cara pola asuh Moms terhadap sang buah hati.

Terkadang akibat komentar negatif tersebut para Moms merasa malu dan sedih.

Komentar negatif yang diberikan orang kepada seorang ibu kini dikenal sebagai istilah Mom shaming.

Nah, ketika menjadi korban Mom shaming tentu saja Moms akan merasa tidak nyaman.

Proses mengasuh anak pun menjadi lebih berat tentunya.

Nah, di situlah peran suami sangat dibutuhkan untuk membuat Moms merasa lebih kuat menghadapi komentar negatif yang berdatangan.

Para suami mungkin bisa memberikan kata-kata semangat kepada para Moms yang menjadi korban Mom shaming.

Baca Juga: Bisa Jadi Solusi Ibu yang Mengalami Mom Shaming, Begini Tips Self Love dari Psikolog

Namun, selain kata-kata semangat ada beberapa hal yang bisa dilakukan Dads ketika istrinya menjadi korban Mom shaming sebagai berikut:

1. Jadi Pendengar yang Baik

Menurut Ni putu Mayda Anggarini, M. Psi., Psikolog dari Biro Psikologi Attentive, para suami harus menjadi tempat yang paling nyaman untuk sang istri menyampaikan segala keluh kesahnya.

Ni putu Mayda Anggarini, M. Psi., Psikolog dari Biro Psikologi Attentive.

Para suami juga tidak boleh melakukan judgement terhadap istrinya. Serta bisa membantu istri berpikir lebih positif lagi tentunya.

"Suami bisa menjadi pendengar yang aktif tanpa ada judgement kepada istrinya. Kemudian dapat membantu istri untuk memberikan sudut pandang baru, atau mengcounter pikiran negatifnya yang muncul akibat Moms shaming ini karena kalau kita yang mengalami masalah itu, kita mendapat kata tidak nyaman itu maka akan lebih sulit untuk objektif," ungkap Mayda dalam wawancara eksklusif Referenata bersama Nakita, Kamis (7/4/2022).

Sadarkan sang istri bahwa ia memiliki kelebihan tersendiri dan sudah melakukan yang terbaik untuk anaknya.

"Jadi, it's okay bantu ibunya untuk ‘Kamu tuh punya kelebihan ini loh, kamu tuh sudah mengusahakan ini loh untuk anak kita, dan it's good’. Jadi, berikan kata-kata itu untuk menyadarkan ibunya supaya berpikir bahwa ia sudah melakukan yang terbaik, memiliki kelebihan, itu bisa jadi peran suami untuk membantu," sambung Mayda.

Senada dengan Mayda, Anggita Hotna Panjaitan, M.Psi., Psikolog dari Mentari Anakku dan Biro Psikologi Attentive mengatakan, hal yang harus dilakukan suami ketika sang istri menjadi korban Mom shaming adalah bantu memvalidasi dan juga mendengarkan perasaannya.

Anggita Hotna Panjaitan, M.Psi., Psikolog dari Mentari Anakku dan Biro Psikologi Attentive.

Baca Juga: Apakah Ada Kaitannya Mom Shaming dengan Baby Blues? Begini Penjelasan dari Psikolog

"Menjadi teman untuk sang ibu. Memvalidasi apa yang ibu rasakan karena seperti yang tadi saya bilang mood lagi berubah-rubah, suasana hati lagi berubah-ubah, jadi yang perlu dilakukan adalah temani, dengarkan, validasi perasaannya," kata Anggita dalam wawancara khusus Referenata bersama Nakita, Sabtu, (16/4/2022).

2. Memperingan Beban Istri

Anggita menjalaskan, ketika menjadi seorang ibu ritme hidup seorang perempuan pun menjadi berantakan terutama di 5-6 bulan pertama.

Pola tidur, pola makan, pola aktivitas sang ibu pun akan berubah dan itu cukup berat.

Nah, tugas para suami adalah dengan memperingan beban sang istri.

Misalnya dengan bantu beres-beres rumah supaya ibu memiliki banyak waktu untuk istirahat.

"Suami harus bisa membantu apa yang bisa dia bantu. Misalnya, dengan beres-beres rumah, melakukan tugas-tugas domestik untuk cuci piring,bantu untuk masak kalau misalnya suaminya bisa masak, bantu untuk urus air susunya, atau sterilisasi botol, hal-hal kecil seperti itu yang bisa membuat ibu punya banyak waktu untuk istirahat," sambung Anggita.

Senada dengan Anggita, Mayda juga menyampaikan hal serupa bahwa suami harus memperingan beban istrinya.

"Serta dapat membantu memperingan beban istri misalnya, dengan membantu pekerjaan rumah tangga, membantu menjaga anak sehingga istrinya bisa me time sejenak. Kasih waktu untuk istrinya sekadar me time dan beristirahat, sehingga istrinya bisa lebih memikirkan diri sendiri, lebih punya energi, bisa mendapatkan emosi positif, sehingga ketika ada pembicaraan tidak menyenangkan dari pihak-pihak lain seingga istrinya lebih bisa dingin menerima hal itu, dan lebih bisa mengelola emosinya ketika merasa tidak nyaman," tutup Mayda.

Baca Juga: Mengenal Mom Shaming, Perilaku yang Kerap Dianggap Lumrah Justru Berbahaya Bagi Kesehatan Mental Para Ibu