Paparan Tinggi Merkuri Dalam Tubuh Bisa Sangat Berbahaya, Produk Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

By Syifa Amalia, Jumat, 15 Juli 2022 | 19:45 WIB
Produk yang ada di lingkungan yang mengandung merkuri termasuk ikan hingga baterai. (Nakita.id/Adel)

Nakita.id – Ketika memilih krim atau produk kosmetik salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah adalah ada tidaknya kandungan merkuri.

Mengapa merkuri mendapatkan begitu banyak perhatian khusus?

Paparan merkuri bahkan dalam jumlah kecil saja dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Kandungan ini memiliki efek toksik pada sistem saraf, pencernaan, kekebalan dan pada beberapa orang seperti paru-paru, ginjal, kulit, dan mata.

Pada dasarnya merkuri merupakan unsur alami yang ditemukan di udara, air, dan tanah sebagai senyawa organik dan anorganik.

Dilansir dari Department of Environmetal Conservation, bahwa terdapat tiga jenis merkuri yakni merkuri cair, merkuri anorganik dan merkuri organik.

Merkuri cair memiliki warna keperakan yang masuk melalui darah dan dapat masuk ke dalam ASI. Paparan yang sangat tinggi dapat menyebabkan efek ginjal, gagal pernapasan, dan kematian.

Lain halnya pada merkuri anorganik yang biasanya berwarna putih kecuali cinnabar yang berwarna merah.

Mereka dapat masuk ke tubuh melalui mulut dan kulit dari produk-produk seperti desinfektan dan fungisida. Di antara yang lainnya, merkuti anorganik paling tidak beracun.

Baca Juga: Ciri-ciri Wajah Pakai Kosmetik Mengandung Merkuri Kerap Tidak Disadari, Salah Satunya Kulit Gatal

Tetapi dalam paparan yang tinggi dapat menyebabkan ruam kulit, dermatitis, perubahan suasana hati, kehilangan memori, gangguan mental, dan kelemahan otot.

Nah, sementara itu merkuri organik merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di lingkungan.

Jenis merkuri ini paling banyak ditemukan pada ikan, kosmetik seperti sabun dan krim-krim perawatan wajah lainnya.

Ikan pemangsa besar lebih mungkin memiliki kadar merkuri yang tinggi sebagai akibat dari makan banyak ikan kecil yang telah memperoleh merkuri melalui konsumsi plankton.

Apabila masuk ke dalam tubuh manusia mereka bisa merusak sistem saraf pusat dan menyebabkan cacat lahir, masalah neurologis, dan keterlambatan perkembangan.

Paparan kronis merkuri dapat menyebabkan gangguan penglihatan, bicara, berjalan, pendengaran, kurangnya koordinasi dan menyebabkan sensasi "kesemutan" bahkan kematian.

Dilansir dari World Health Organization (WHO), umumnya, dua kelompok lebih sensitif terhadap efek merkuri.

Kelompok pertama yang paling rentan adalah janin. Paparan metilmerkuri di dalam rahim dapat terjadi akibat konsumsi ikan dan kerang oleh ibu ddapat mempengaruhi pertumbuhan otak dan sistem saraf bayi.

Kelompok kedua adalah orang-orang yang secara teratur terpapar terhadap merkuri tingkat tinggi seperti nelayan atau pekerjaan yang akrab dengan merkuri.

Baca Juga: Sehat dan Aman Dikonsumsi, 3 Jenis Ikan Ini Ternyata Juga Punya Risiko Terpapar Kandungan Berbahaya Ini Lebih Rendah

Menurut Better Health, terdapat sejumlah sumber umum merkuri yang ada di lingkungan.

1.Spesies ikan yang lebih besar. Jika dimakan dalam jumlah besar, ini dapat meningkatkan jumlah merkuri dalam tubuh.

2.Lampu neon dan lampu hemat energi. Apabila rusak, ada risiko menghirup uap merkuri dan kontak kulit dengan merkuri.

3.Termometer air raksa murni

Termometer yang rusak dapat menimbulkan risiko bagi orang-orang jika mereka menghirup uap air raksa atau melakukan kontak kulit dengan air raksa.

4.Tambalan gigi

Tambalan amalgam modern memiliki kadar merkuri yang rendah, yang dianggap aman bagi kebanyakan orang.

5.Baterai

Pada beberapa baterai mengandung merkuri yang dapat masuk ke lingkungan jika berakhir di tempat pembuangan sampah

Baca Juga: Ciri-ciri Wajah Pakai Kosmetik Mengandung Merkuri Kerap Tidak Disadari, Salah Satunya Kulit Gatal