Tips agar Tembus Masuk Universitas Top di Luar Negeri, Para Calon Mahasiswa Bisa Optimalkan Ekstrakurikuler dan Kepemimpinan, Salah Satu Kunci Seleksi Masuk Universitas Terbaik Dunia

By Ruby Rachmadina, Rabu, 10 Agustus 2022 | 17:22 WIB
Press Conference Crimson Education , ekstrakurikuler dan kepemimpinan jadi salah satu kunci seleksi masuk Universitas terbaik dunia. (Nakita.id/ Ruby)

Nakita.id – Membaiknya situasi pandemi di seluruh dunia memantik kembali harapan para orang tua untuk memberangkatkan anaknya menempuh pendidikan di universitas terbaik, seperti Ivy League dan universitas kelas dunia lainnya seperti Stanford, MIT, dan UC Berkeley.

Sayangnya, bila dipikirkan perjuangan menembus universitas-universitas ini tidaklah mudah ya Moms.

Terlebih tahun ini, hampir seluruh universitas terbaik dunia mencatatkan angka rata-rata penerimaan yang semakin rendah seiring tingginya minat calon mahasiswa.

Untuk menembus ketatnya seleksi pendaftaran di universitas-universitas tersebut, tentunya paraorang tua membutuhkan informasi memadai untuk mempersiapkan putra-putrinya dengansebuah strategi khusus.

Dalam Press Conference Crimson Education (10/08/2022), Daniel Chung, Former Associate Director of Admissions di Stanford University yang hadir secara virtual menjelaskan bahwa memang banyak orang tua yang hanya berfokus pada nilai akademik untuk mengantar anak-anaknya masuk ke universitas pilihan.

“Mungkin praktik semacam ini umum berlaku disistem pendidikan berbagai negara. Namun, berbeda halnya jika ingin memasuki universitas sekelas Ivy League di Amerika Serikat (AS), cemerlang secara akademis saja tidaklah memadai. Siswa yang tidak mencantumkan aktivitas ekstrakurikuler dan pengalaman kepemimpinan dalam aplikasinya akan sulit dipertimbangkan masuk ke universitas AS mana pun - apalagi Ivy League,” papar Daniel Chung.

Dalam lingkungan kompetitif ini, prestasi akademis tidak selalu cukup untuk mendapatkanpengakuan dan membuat siswa tersebut diterima di universitas unggulan.

Setiap tahunnya, universitas-universitas unggulan di AS menerima puluhan ribu aplikasi, tetapi hanya sebagian kecil mahasiswa yang diterima.

Saat menyeleksi puluhan ribu aplikasi — umumnya dari siswa-siswi berprestasi seluruh dunia — pihak universitas akan menilai calon mahasiswa secara holistik, sehingga kegiatannya di luar ruang kelas turut memberikan bobot yang besar.

Baca Juga: Sambut Hari Remaja Internasional, Ini Dia Cara Orang Tua untuk Dukung Kegiatan Tambahan Anak di Luar Sekolah

Sebagai contoh, Stanford menolak 69% calon mahasiswa dengan skor SAT sempurna dalamlima tahun terakhir.

Universitas-universitas unggulan di AS seperti Stanford ingin melihat mahasiswa yang dapat membawa pengaruh positif bagi budaya kampus dan menambah kekayaan sejarah alumninya, sehingga tolok ukur tidak lagi sekadar skor SAT sempurna, tetapi juga kegiatan ekstrakurikuler dan pengalaman kepemimpinan.