Berjasa dalam Penyusunan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Ini Peran Sayuti Melik yang Tidak Hanya Jadi Juru Ketik Proklamasi

By Syifa Amalia, Selasa, 16 Agustus 2022 | 07:30 WIB
Peran Sayuti Melik sebagai pengetik teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. (Kompas.com)

Mengubah tiga kata dalam naskah proklamasi Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi yang sudah disusun bersama.

Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dari Soekarno diketik oleh Sayuti Melik dengan alasan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang proklamasi.

Ditemani BM Diah, Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruang bawah dekat dapur rumah Laksamana Maeda.

Dalam proses pengetikan, Sayuti Melik mengubah tiga kata di dalamnya teks proklamasi yang telah disusun sebelumnya.

Kata tersebut adalah kata 'tempoh' diganti menjadi 'tempo, 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diubah menjadi 'atas nama bangsa Indonesia', dan pengubahan tulisan bulan dan hari.

Sekilas tentang Sayuti Melik

Sayuti Melik dikenal sebagai pengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal aktif dalam bidang jurnalistik dan politik.

Mohamad Ibnu Sayuti atau Sayuti Melik dilahirkan di Kadisobo, Rejodani, Sleman, Yogyakarta pada 25 November 1908. Ia meninggal di Jakarta pada 2 Maret 1989.

Sayuti Melik adalah putra dari Abdul Muin alias Partoprawito dan Sumilah. Istrinya bernama Soerastri Karma Trimurti, seorang aktivis perempuan dan wartawati.

Pendidikan Mohamad Ibnu Sayuti memulai pendidikannya di Sekolah Ongko Loro (setara dengan SD) di Desa Srowolan hingga kelas IV. Ia meneruskan pendidikannya ini hingga mendapatkan ijazah di Yogyakarta.

Mengutip dari situs Encyclopedia Jakarta, Sayuti Melik melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru di Solo. Namun, ia ditangkap Belanda karena dicurigai tergabung dalam kegiatan politik. Semenjak saat itu, ia lebih sering belajar mandiri atau belajar sendiri.

Setelah Indonesia merdeka, ia memutuskan untuk kuliah di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Indonesia. Namun, hanya dalam waktu yang singkat dan Sayuti Melik tidak mendapat gelar.

Nasionalisme dalam diri Sayuti Melik didapat dari didikan bapaknya, yang saat itu menentang kebijakan Belanda terkait penanaman tembakau di sawah miliknya. Ia juga mempelajari nasionalisme saat mengenyam pendidikan di Sekolah Guru di Solo. 

Baca Juga: Menjelang Kemerdekaan, Berikut 7 Rekomendasi Film Tentang Kemerdekaan Indonesia Wajib ditonton bersama Keluarga!