Berjasa dalam Penyusunan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Ini Peran Sayuti Melik yang Tidak Hanya Jadi Juru Ketik Proklamasi

By Syifa Amalia, Selasa, 16 Agustus 2022 | 07:30 WIB
Peran Sayuti Melik sebagai pengetik teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. (Kompas.com)

Nakita.id –  Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, banyak yang penasaran bagaimana sejarah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.

Untuk sampai akhirnya berhasil mendeklarasikan kemerdekaan, teks proklamasi Indonesia melalui perdebatan yang melibatkan banyak pihak.

Pembacaan teks prokalamasi kemerdekaan Indonesia diselenggarakan pada 17 Agustus 1945 yang menjadi momentum tonggak penting negara ini menjadi negara yang berdaulat.

Pembacaan teks proklamasi digelar di halaman rumah Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.

Selain itu Soekarno adalah tokoh yang ikut merumuskan dan membacakan teks proklamasi di hadapan masyarakat yang hadir.

Namanya selalu berkaitan, Mohammad Hatta juga merupakan salah satu tokoh penting dalam perumusan teks proklamasi,

Ia turut hadir sebagai pendamping Soekarno dalam acara pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Namun sebenarnya tokoh yang berjasa dalam teks proklamasi masih ada banyak Moms, termasuk Sayuti Melik.

Mungkin Moms tidak asing lagi ketika mendengarnya. Ya, ia adalah tokoh yang mengetik naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Naskah proklamasi kemerdekaan dari Soekarno diketik oleh Sayuti Melik, dengan alasan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang teks proklamasi.

Baca Juga: Fakta-fakta Menarik Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Wajib Diketahui Anak! Ternyata Naskah Proklamasi Sempat Terbuang

Selain mengetik naskah proklamasi, apa peran Sayuti Melik dalam kemerdekaan Indonesia?

Dilansir dari Kompas.com, berikut ini adalah peran Sayuti Melik dalam penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sebelum menjadi juru ketik proklamasi, Sayuti Melik telah terlibat dalam proses penyusunannya sejak awal.

Ia diketahui menjadi saksi penyusunan teks proklamasi kemerdekaan di ruang makan rumah Laksamana Maeda. Sayuti Melik mewakili golongan muda untuk membantu Soekarno menyusun naskah proklamasi.

Setelah selesai dibuat, Sayuti Melik mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.

Pada awalnya, sempat terjadi perdebatan mengenai siapa yang akan mendantangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Soekarno mulanya mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh semua peserta yang datang, seperti deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat.

Akan tetapi, usulan tersebut ditolak oleh golongan muda yang menginginkan bebas dari pengaruh Jepang.

Sayuti Melik pun akhirnya mengusulkan agar Soekarno dan Hatta saja yang menandatangani naskah proklamasi.

Alasan pemilihan Soekarno dan Hatta adalah karena kedua tokoh ini telah diakui sebagai pemimpin rakyat Indonesia.

Usulan Sayuti Melik pun disetujui oleh para peserta yang datang, sehingga Soekarno dan Hatta yang menandatangani teks proklamasi atas nama rakyat Indonesia.

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Jelang 17 Agustus di Berbagai Daerah, dari Menghias Gapura sampai Pasang Aksesoris

Mengubah tiga kata dalam naskah proklamasi Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi yang sudah disusun bersama.

Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dari Soekarno diketik oleh Sayuti Melik dengan alasan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang proklamasi.

Ditemani BM Diah, Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruang bawah dekat dapur rumah Laksamana Maeda.

Dalam proses pengetikan, Sayuti Melik mengubah tiga kata di dalamnya teks proklamasi yang telah disusun sebelumnya.

Kata tersebut adalah kata 'tempoh' diganti menjadi 'tempo, 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diubah menjadi 'atas nama bangsa Indonesia', dan pengubahan tulisan bulan dan hari.

Sekilas tentang Sayuti Melik

Sayuti Melik dikenal sebagai pengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal aktif dalam bidang jurnalistik dan politik.

Mohamad Ibnu Sayuti atau Sayuti Melik dilahirkan di Kadisobo, Rejodani, Sleman, Yogyakarta pada 25 November 1908. Ia meninggal di Jakarta pada 2 Maret 1989.

Sayuti Melik adalah putra dari Abdul Muin alias Partoprawito dan Sumilah. Istrinya bernama Soerastri Karma Trimurti, seorang aktivis perempuan dan wartawati.

Pendidikan Mohamad Ibnu Sayuti memulai pendidikannya di Sekolah Ongko Loro (setara dengan SD) di Desa Srowolan hingga kelas IV. Ia meneruskan pendidikannya ini hingga mendapatkan ijazah di Yogyakarta.

Mengutip dari situs Encyclopedia Jakarta, Sayuti Melik melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru di Solo. Namun, ia ditangkap Belanda karena dicurigai tergabung dalam kegiatan politik. Semenjak saat itu, ia lebih sering belajar mandiri atau belajar sendiri.

Setelah Indonesia merdeka, ia memutuskan untuk kuliah di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Indonesia. Namun, hanya dalam waktu yang singkat dan Sayuti Melik tidak mendapat gelar.

Nasionalisme dalam diri Sayuti Melik didapat dari didikan bapaknya, yang saat itu menentang kebijakan Belanda terkait penanaman tembakau di sawah miliknya. Ia juga mempelajari nasionalisme saat mengenyam pendidikan di Sekolah Guru di Solo. 

Baca Juga: Menjelang Kemerdekaan, Berikut 7 Rekomendasi Film Tentang Kemerdekaan Indonesia Wajib ditonton bersama Keluarga!