Nakita.id - Bayi mengalami sembelit atau sulit BAB sering terjadi.
Saat itu terjadi Moms mungkin mencari obat sembelit BAB yang bisa didaparkan.
Akan tetapi sebelum mengobatinya, Moms harus lihat gejala lain yang perlu diperhatikan yaitu frekuensi BAB kurang dari 3 kali seminggu; rasa nyeri saat BAB; BAB dengan tinja yang sangat besar setiap 7 hari sekali.
Juga perhatikan enkopresis (kecepirit), yaitu keadaan dimana pengeluaran tinja sedikit-sedikit berbentuk cair akibat konstipasi yang telah berlangsung lama.
Bayi sembelit usia 6-12 bulan
Sebenarnya, gejala klinis konstipasi atau sembelit pada anak, mulai terlihat di usia 2 tahunan dan berkaitan dengan kebiasaan BAB saat bayi. Biasanya, anak pernah mengalami periode sulit BAB selama beberapa hari di usia 6-12 bulan.
Tetapi, bukan berarti jika bayi tampak kesakitan, kemerahan, dan mengedan saat BAB merupakan pertanda pasti sembelit.
Sebab, bayi belum mampu mengontrol proses BAB-nya secara optimal. Jadi, meskipun frekuensi BAB berkurang, tapi bila kekenyalan tinjanya normal dan pada pemeriksaan fisik tak ditemukan kelainan, maka keadaan ini bukan sembelit.
Anak perlu dibawa ke dokter karena konstipasi atau sembelit bisa bersifat akut dan kronis. Dikatakan konstipasi akut bila keluhan timbul selama 1-4 minggu. Pengobatannya pun cuma perlu beberapa hari saja.
Sedangkan konstipasi kronis, keluhannya berlangsung lama, lebih dari sebulan. Pengobatannya juga berlangsung lama, bisa sampai berbulan-bulan.
Intervensi diet merupakan langkah pertama dan utama dalam mengatasi sembelit. Berikan makanan yang mengandung tinggi karbohidrat yang tak dicerna (glukosa polimer), seperti sereal dan beras; tinggi serat (fiber), seperti, buah-buahan (pepaya, jeruk, alpokat) dan sayuran hijau.
Pisang sebaiknya tak diberikan selama mengalami sembelit karena mengandung bahan pektin yang dapat menyebabkan tinja lebih keras.