Kegiatan Pencegahan Stunting di Puskesmas Apa Saja? Ini Penjelasannya

By Kirana Riyantika, Rabu, 24 Agustus 2022 | 17:00 WIB
Kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas ternyata ada banyak, diantaranya pencegahan, intervensi, pemberian makanan tambahan, hingga rujukan (Nakita.id/Naura)

Nakita.id - Banyak yang bertanya-tanya mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.

Kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas ternyata sedikit berbeda dengan di Posyandu.

Tim Nakita telah mewawancarai Maryunanto Jati Waluyo, AMG selaku Nutrisionist di Puskesmas Purwosari Surakarta mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.

Maryunanto Jati Waluyo atau biasa dipanggil Yunan merupakan konselor Pemberian Makanan Bayi dan Anak, Konselor Pendukung Ibu dan tergabung dalam Relawan Bebas Stunting yang diinisiasi @generasibebasstunting.

Mulanya Yunan menjelaskan mengenai apa itu stunting.

"Stunting adalah kekurangan gizi kronis karena kegagalan pertumbuhan. Stunting ditandai dengan tingi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak lain yang seusianya," jelas Yunan.

"Stunting dipengaruhi oleh faktor nutrisi, sanitasi dan penyakit infeksi," sambungnya.

Yunan kemudian menjelaskan mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.

"Kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas meliputi pencegahan dan intervensi seperti pemberian edukasi kepada masyarakat tentang stunting," ungkapnya.

Yunan juga menjabarkan mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas.

"Pencegahan dari kegagalan 1000 hari pertama dengan edukasi pemberian TTD (tablet tambah darah) minimal 90 tablet kepada ibu hamil, edukasi pemenuhan gizi ibu hamil, edukasi pada ibu hamil tentang IMD, ASI, MP ASI, dan imunisasi serta edukasi persalinan oleh nakes," ujarnya.

Baca Juga: Ini Variasi Menu PMT Posyandu Balita Cegah Stunting di Posyandu yang Kaya Gizi dan Nutrisi

"Edukasi tentang suplementasi zat gizi (vitamin A, iodium), edukasi pemantaan pertumbuhan di Posyandu dan edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)," imbuhnya.

Setelah pencegahan selanjutnya dijelaskan mengenai intervensi yaitu mengatasi bila balita alami stunting.

"Jangan panik, lanjutkan minum ASI jika usia balita kurang dari 2 tahun, periksa apakah ada penyakit, tingkatkan konsumsi protein.

"Berikan kapsul vitamin A dan obat cacing, tetap terapkan PHBS, hindari paparan asap rokok.

"Latih ibu cara mengolah makanan anak (PMBA), stimulasi otak anak dengan beberapa permainan dan pengenalan musik dan warna, stimulasi fisik anak dengan gerakan terstruktur," terang Yunan.

Di Puskesmas juga terdapat kegiatan pemberian makanan tambahan.

"Puskesmas juga memberikan makanan tambahan untuk anak-anak dengan gangguan pertumbuhan khususnya stunting selama 90 hari," tutur Yunan.

Di Puskesmas juga bisa merujuk balita yang alami stunting apabila diperlukan.

"Puskesmas juga merujuk balita dengan gangguan pertumbuhan ke dokter spesialis anak yang sudah terjadwal," ungkapnya.

Yunan juga menjelaskan kegiatan pencegahan stunting di Posyandu berupa deteksi dini.

"Kegiatan Posyandu terkait stunting adalah melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita secara berkala untuk deteksi dini kejadian stunting," papar Yunan.

Baca Juga: Jangan Langsung Ketakutan Si Kecil Kekurangan Gizi, Berikut Tanda-Tanda Anak Kurus Sehat

Tak hanya balita, ibu hamil juga berat badannya diukur secara berkala di Posyandu.

"Pada ibu hamil eriksa kehamilan secara berkala, menimbang berat badan, mengukur Lila, dan cek HB.

Pada bayi dan balita dilakukan penimbangan dan pengukuran panjang badan/tinggi bdan balita secara berkala di Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya," penjelasan dari Yunan.

Tak hanya itu, di Posyandu juga diberikan makanan tambahan.

"Di Posyandu juga diberikan makanan tambahan untuk baita sebagai tambahan gizi di luar makanan pokok yang diberikan keluarganya," terang Yunan.

Yunan kemudian memberikan pesan kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah stunting pada anak.

"Kesimpulannya stunting adalah masalah siklus, di mana terjadinya masalah gizi kronis yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan risiko penyakit pada kehidupan berikutnya.

"Setiap kelompok pada daur kehidupan bertanggung jawab untuk menjaga dan memperbaiki keadaan gizinya agar tidak mengalami masalah gizi kronis yang berdampak akan melahirkan generasi stunting.

"Anak yang stunting harus diberikan intervensi khusus untuk meminimalkan risiko gangguan metabolic saat dewasa.

"Penanganan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas kesehatan saja, diperlukan kerjasama yang solid dari semua lintas sektor terkait," pesan Yunan.

Itulah dia Moms penjelasan mengenai kegiatan pencegahan stunting di Puskesmas. Semoga bermanfaat ya, Moms!

Baca Juga: Apa Saja Program Pencegahan Stunting Puskesmas? Moms Wajib Tahu Supaya Anak Balita Terhindar dari Stunting