Alasan ibu hamil perlu ke dokter gigi
Peradangan bisa berlanjut hingga melahirkan, bisa pula hanya sampai di trimester kedua.
Untuk itu, ibu hamil harus menjaga kesehatan giginya, terutama di trimester kesatu di mana kerap muncul keluhan mual-muntah.
Saat mual-muntah akan keluar asam yang dapat menempel di gigi.
Selain itu, ibu juga kerap menyukai makanan yang asam-asam atau manis-manis. Hingga, bila kondisi mulut tak diperhatikan dengan baik, sisa-sisa makanan tersebut akan menumpuk dan merusak permukaan gigi.
Akibatnya, peradangan bukan mereda, malah meningkat.
Kalau sudah begitu, tentunya konsumsi makanan bergizi bagi si ibu tak akan tercukupi. Bagaimana bisa makan dengan baik kalau mengunyah saja sudah sakit?
Padahal, ibu hamil harus mendapatkan nutrisi seimbang. Di sisi lain, pengobatan pun sulit dilakukan.
Paling tidak, butuh pertimbangan lebih cermat, semisal apakah antibiotika yang akan diberikan bakal membahayakan si janin atau tidak.
Sementara pencabutan gigi tak boleh dilakukan saat hamil muda karena dikhawatirkan dapat menyebabkan keguguran akibat pengaruh obat anestesi yang disuntikkan secara lokal. Jadi, baru bisa dilakukan pada fase aman, yaitu trimester kedua.
Tapi jika si ibu takut, pencabutan terpaksa ditunda setelah si kecil lahir. Jika dipaksakan, dikhawatirkan si ibu akan mengalami ketegangan yang bisa memunculkan kontraksi sebelum waktunya.
Sedangkan pencabutan gigi di trimester akhir ditakutkan membuat bayi lahir prematur. Dalam kondisi khusus dimana pencabutan gigi harus dilakukan, maka tindakan tersebut dapat dilakukan setelah dilakukan pembahasan antara dokter gigi, dokter kebidanan, mungkin ditambah dokter ahli anestesi, dan pasien dan juga suami. (Sumber: Tabloid Nakita)