Alergi Makanan Pada Anak: Penyebab, Penanganan dan Pencegahan

By David Togatorop, Selasa, 30 Agustus 2022 | 06:50 WIB
Alergi makanan pada anak salah satunya adalah dari kacang-kacangan. (Nakita.id/Adel)

Nakita.id - Umumnya alergi bisa disebabkan faktor keturunan.

Karena itu, bila ditelusuri di dalam keluarga ada riwayat alergi, apa pun jenisnya maka dalam diri anak sudah ada bakat untuk menjadi alergi.

Salah satu alergi yang mungkin terjadi adalah alergi makanan sehingga orangtua perlu tahu penyebab dan cara penanganan serta pencegahannya.

Penyebab alergi makanan pada anak

Adapun yang memicu munculnya reaksi alergi makanan pada si kecil adalah protein yang terkandung dalam makanan tersebut.

Umumnya, makanan yang kerap menimbulkan alergi adalah seafood, kacang-kacangan, telur, dan susu sapi.

Alergi makanan ini paling sering terjadi pada usia 6 bulan, yaitu saat anak mulai mendapatkan macam-macam makanan tambahan.

Khusus telur dan susu sapi, biasanya setelah anak berusia 3 tahun tak mengalami alergi lagi.

Tak demikian halnya dengan kacang-kacangan dan seafood, biasanya lebih lama lagi, bahkan bisa seumur hidup.

Penanganan diare makanan pada anak

Konsultasikan ke dokter mengenai jenis diet yang tepat bagi anak.

Sebaiknya orang tua memiliki buku kecil mengenai makanan anak, sehingga bisa dipantau sampai anak dewasa.

Biasanya dokter akan menganjurkan untuk mengganti susu formulanya yang mengandung protein hewani dengan protein nabati, yaitu kedelai.

Baca Juga: Rekomendasi Obat Bayi Alergi Dingin dan Cara Tepat Mengatasinya

Sayangnya, susu formula dari kacang kedelai ini tak menjamin si kecil lolos 100 persen dari alergi.

Ada kemungkinan sekitar 20-30 persen, bayi masih tetap alergi.

Bila sudah begini, susu formulanya harus diganti lagi dengan yang mengandung hidrolisa protein.

Kendati kandungannya masih protein hewani, tapi sudah diolah sedemikian rupa hingga tak bakal mengakibatkan alergi.

Pencegahan alergi makanan pada anak

Jika sudah tahu ada riwayat alergi dalam keluarga, berikan hanya ASI pada bayi, tak usah dicampur dengan susu formula.

ASI sama sekali takkan menimbulkan reaksi alergi, karena ASI tak mengandung komponen protein yang memicu reaksi alergi.

Setelah anak mengonsumsi makanan tambahan, hindarkan dari makanan yang bersifat antigenik (merangsang reaksi kekebalan) seperti ikan, udang, cokelat atau telur (terutama putih telur karena mengandung protein yang bisa memunculkan reaksi alergi, sedangkan kuning telur mengandung lemak).

Gantilah dengan bahan makanan yang mengandung protein nabati, seperti tahu, tempe, dan sejenisnya.

Bila si kecil menyusu ASI tapi berbakat alergi, pencegahan harus dilakukan pula oleh si ibu.

Yakni, dengan menjaga makanannya dan menghindari makanan yang bisa memicu reaksi alergi, termasuk susu.

Jika pada saat bayi mengalami alergi makanan, perlu diwaspadai akan ada alergi lainnya saat agak besar nantinya. (Sumber: Tabloid Nakita)

Baca Juga: Dokter Anak dan Psikolog Ungkap Peran Serat Bagi Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi Pada Anak, Serta Dampak Psikologisnya Terhadap Ibu dan Anak