Gangguan Perilaku Tidak Normal pada Anak yang Tidak Boleh Dianggap Sepele, Dapat Memengaruhi Tumbuh Kembang di Masa Depan

By Ruby Rachmadina, Senin, 5 September 2022 | 17:15 WIB
Gangguan perilaku tidak normal pada anak yang tidak boleh dianggap sepele. (Nakita.id/Ruby)

Nakita.id – Sebagai orangtua, Moms tentu akan memerhatikan semua hal demi tumbuh kembang anak berjalan optimal.

Mulai dari nutrisi hingga bagaimana anak bersikap.

Sudah seharusnya Moms dan Dads memerhatikan perilaku Si Kecil.

Pastikan anak berperilaku normal sesuai dengan usianya.

Saat usianya beranjak ke umur 4 hingga 5 tahun, sangat normal jika anak sudah mulai bisa mengucapkan kata penolakan seperti 'tidak' atau 'jangan'.

Kata-kata tersebut sengaja mereka ungkapkan untuk memberitahu orang lain bahwa mereka mampu untuk melakukan suatu tugas tanpa campur tangan orang lain.

Sedangkan, pada usia 6 hingga 9 tahun, perilaku anak yang normal terjadi adalah ketika mereka mulai melakukan kesalahan.

Kesalahan dalam contoh, anak mungkin mulai malas membersihkan kamarnya sendiri, dengan begitu Moms bisa memberikan contoh yang baik dan ajarkan arti konsekuensi apa yang terjadi bila mereka mulai malas.

Pada usia 10 hingga 12, anak mungkin akan menentang jika suatu hal tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, lagi-lagi ini normal ya, Moms.

Begitu pula pada usia 13 tahun, anak kerap memiliki keputusan sendiri dan merasa punya kendali penuh akan kehidupannya.

Namun, dilansir Verywell Family berikut tanda anak mengalami gangguan perilaku tidak normal yang harus diwaspadai.

Baca Juga: 4 Dampak Buruk yang DIrasakan Janin Jika Ibu Mengalami Stres Saat Hamil, Pengaruhnya Besar Terhadap Perkembangan Otak dan Perilaku Anak di Masa Depan

Sulit mengelola emosi

Wajar adanya bila Si Kecil mengalami tantrum sesekali.

Tetapi, seiring bertambahnya usia anak seharusnya sudah dapat mengatasi perasaan mereka dengan cara yang sesuai secara sosial.

Jika Si Kecil tidak dapat mengendalikan kemarahan atau kekecewaan mereka dengan cara sesuai dengan usianya, besar kemungkinan mereka memiliki masalah emosional.

Mungkin saja anak membutuhkan perhatian khusus dari orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Kontrol impuls yang buruk

Kontrol impuls berkembang perlahan seiring berjalannya waktu.

Mereka mulai menjadi agresif setelah Si Kecil mulai sekolah.

Kemampuan mengontrol impuls seharusnya semakin berkembang dengan baik seiring bertambahnya usia.

Namun, Moms perlu waspada jika mereka mulai melakukan hal-hal negatif seperti meneriaki guru mereka saat beranjak remaja.

Kemungkinan besar anak membutuhkan bantuan untuk mengembangkan keterampilan yang lebih baik.

Baca Juga: 6 Perilaku Negatif Anak Akibat Kesalahan Pola Asuh dari Orangtua

Tidak disiplin

Moms perlu mengajari mereka mengenai hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh untuk dilakukan.

Normal jika anak-anak mengulangi kesalahan mereka dari waktu ke waktu, untuk melihat respon dari orangtua mereka.

Tetapi, tidak normal bagi seorang anak untuk menunjukkan perilaku yang sama berulang kali jika menerapkan disiplin yang konsisten.

Jika Si Kecil terus menunjukkan perilaku yang buruk, terlepas dari konsekuensinya, itu bisa menjadi masalah seperti gangguan perkembangan oposisi.

Masalah dengan interaksi sekolah

Saat anak bertengkar dengan teman sebayanya, itu mungkin normal terjadi.

Tetapi, jika pertengkaran tersebut membuat mereka sulit untuk mencari teman, itu bisa jadi masalah.

Pada masa pertumbuhannya, anak harus dapat mengembangkan dan memelihara hubungan yang sehat dengan teman sebayanya.

Seharusnya anak mulai menjalin hubungan yang baik untuk bisa berinteraksi dengan orang lain yang ada di sekelilingnya.

Moms perlu memberitahu Si Kecil untuk bisa menghargai pendapat dan keputusan yang berbeda-beda dari teman atau keluarga.

Baca Juga: Sering Terjadi, 3 Perilaku Anak Disebabkan Kesalahan Pola Asuh