Nakita.id - Memiliki keluarga harmonis tentunya menjadi dambaan semua orang.
Namun, seringkali kita melihat adanya akonflik antara menantu dan mertua.
Kira-kira bagaimana caranya supaya hubungan dengan mertua selalu harmonis?
Indriyani Virginia, M.Psi., Psikolog, dari Pusat Konsultasi Psikologi Ramaniya menjelaskan seperti apa hubungan antara menantu dan mertua.
Dia mengatakan bahwa, pada dasarnya baik menantu dan mertua berada pada situasi dan lingkungan yang sama sekali baru bagi mereka.
Sehingga kedua pihak belum tahu apa-apa tentang satu sama lain.
"Kita sebagai menantu masuk ke keluarga baru dan mereka pun akan menerima anggota keluarga baru," kata Indriyani dalam wawancaranya bersama Nakita.id, Kamis (8/9/2022).
"Jadi dua-duanya sama-sama nge-blank karena belum saling mengenal," lanjutnya
Indriyani kemudian memberi saran untuk para Moms, bagaimana caranya menghadapi situasi ini.
"Kuncinya kita harus mengenali dulu calon mertua kita dengan baik dan kita pahami keluarganya seperti apa," katanya.
"Karena culture-nya (budaya) pasti berbeda, pola asuh yang ditanamkan mertua terhadap suami kita juga berbeda," ujar dia.
Baca Juga: Habis Bertengkar dengan Mertua? Ini Cara Ampuh Agar Moms Bisa Kembali Akur degan Mertua
"Kita harus buka wawasan dan belajar menurunkan ekspektasi, karena kadang-kadang culture itu bisa berbeda antara keluarga kita dengan keluarga pasangan," jelas Indriyani.
Ada sejumlah penyebab kenapa hubungan antara menantu dan mertua tidak harmonis.
"Kedua belah pihak punya ekspektasi yang tinggi," kata Indriyani.
"Misalnya mertua ingin calon menantunya bisa masak masakan arab, spain, sunda, sumatra," ujar dia.
"Sementara si menantu juga berpikir, mertua saya harus baik hati seperti ibu suri," sambungnya.
Indriyani mengatakan bahwa, terkadang ekspektasi tersebut bisa tidak sesuai kenyataan dan membuat kita kecewa.
"Kuncinya adalah kita harus memahami satu sama lain dulu," ujarnya.
"Kalau misalnya bingung harus mengobrol apa, hal-hal yang ringan saja dulu misalnya makanan kesukaan ibu mertuanya," lanjutnya.
Indriyani menyarankan, karena menantu adalah pihak yang paling muda, sebaiknya lebih dulu approach (mendekati) mertua.
"Menantu harus lebih dulu inisiatif mencari informasi soal topik obrolan," katanya.
"Menantu bisa mencari tahu soal ibu mertuanya lewat suami," kata Indriyani.
"Misalnya ibu mertuanya sukanya apa, hobinya apa dan lain-lain, dari situ obrolan bisa masuk," sambungnya.
Untuk membangun hubungan yang harmonis antara menantu dan mertua tentu tidak terjadi begitu saja.
Pasti ada tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh keduanya.
"Setelah terjadi konflik jadi saling menghindar, kemudian ketika ada masalah kecil jadi diperbesar," kata Indriyani.
"Misalnya kebiasaan untuk mencuci piring setelah makan, ada yang sudah makan piringnya langsung dicuci, sementara ada juga yang ingin dicucinya nanti saja sama ART," jelasnya.
"Itu hal kecil yang bisa memicu konflik," sambungnya.
Indriyani mengatakan, tapi kalau menantu dan mertua sudah mengenal itu bisa dimaklumi.
"Ketika ada tindakan kecil kita yang tidak sesuai, pemaklumannya jadi lebih mudah jika hubungan kita dengan mertua harmonis," katanya.
Selain itu, saat berkonflik dengan mertua posisi pasangan juga akan sulit, dia harus memihak ibu atau istrinya.
Indriyani berpesan, ingat bahwa pernikahan ini bukan jangka pendek, melainkan dibina selama bertahun-tahun sampai maut memisahkan.
"Oleh sebab itu, mari upayakan hubungan yang harmonis dengan mertua dan cari strategi supaya hubungan jauh lebih baik," tutupnya.
Baca Juga: Memiliki Hubungan yang Harmonis dengan Mertua Bukan Sekadar Mimpi, Moms Hanya Perlu Lakukan Cara Ini