5 Syarat Agar Terjadinya Kehamilan, Catat Bagi Pasangan yang Merindukan Keturunan

By David Togatorop, Kamis, 15 September 2022 | 09:10 WIB
Pasangan yang merindukan keturunan wajib perhatikan 5 syarat terjadinya kehamilan ini. (Pixabay)

Nakita.id - Bagi pasangan yang merindukan keturunan namun belum dikaruniai keturunan, tentunya perlu mendapatkan pertolongan profesional.

Namun, sebelumnya pasangan wajib tahu 5 syarat utama terjadinya kehamilan. Dengan catatan, tak ada kelainan atau penyakit yang diderita oleh pasangan tersebut.

Kalau tidak, kehamilan bisa gagal. Nah, apa saja persyaratannya?

1. Spermatozoa

Proses terjadinya kehamilan diawali dengan penyemprotan spermatozoa (sel sperma yang matang) di liang senggama wanita.

Jadi, harus ada sel sperma matang (spermatozoa) yang dimasukkan ke dalam rahim. Entah dengan cara bersenggama ataupun dimasukkan dengan alat seperti pada proses bayi tabung. Tentu saja, sel sperma tersebut harus berkualitas.

Setiap bulan, 10-30 juta sel sperma diproduksi oleh testis. Perkembangan sel sperma hingga menjadi matang butuh waktu sekitar 3-4 hari. Bentuk sperma mirip kecebong, terdiri atas kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor.

Masing-masing bagian memiliki fungsinya sendiri. Bagian kepala berfungsi menembus dinding sel telur. Sedangkan leher untuk menyimpan energi yang diperlukan oleh sperma dalam perjalanannya menuju sel telur.

Sementara ekor – panjangnya kira-kira 10 kali bagian kepala – berfungsi mendorong sperma berjalan mendekati sel telur. Dengan getaran ekornya, sperma dapat bergerak cepat. 

Sel-sel sperma yang matang disimpan di epididimis (saluran kecil yang letaknya di belakang testis) dan akan bertahan selama 4 minggu. Jika tak digunakan, sel-sel sperma akan diserap kembali oleh tubuh atau si pria akan mengalami “mimpi basah”.

Namun bila terjadi ejakulasi, sel-sel sperma akan keluar melalui vas deferens (saluran yang menghubungan epididimis dengan kelenjar prostat) dan bercampur dengan air mani. Dalam waktu 12 jam, epididimis dapat dikosongkan dengan 3-4 kali ejakulasi.

Tiga hari kemudian, epididimis akan terisi kembali. Siklus tersebut akan berlangsung sampai masa andropause, yaitu masa menurunnya dorongan seksual dan kesuburan pria. Umumnya ketika pria memasuki usia setengah baya.

Baca Juga: Tips Cara Cepat Hamil dengan Cara Mengentalkan Sperma Pria, Sebelum Berhubungan Intim dengan Pasangan Baiknya Mengonsumsi Coklat hingga Bawang Putih

2. Ovum

Bila spermatozoa berhasil melewati vagina, ia akan masuk ke leher rahim dan meneruskannya hingga mencapai saluran telur (tuba falopi). Di sinilah sel telur wanita akan dibuahi oleh spermatozoa (proses konsepsi/pembuahan)

Ovum (sel telur) diproduksi oleh indung telur (ovarium). Indung telur terletak dalam rongga panggul, menggantung di kiri dan kanan pada jaringan ikat rongga perut.

Ukuran ovarium kurang lebih sebesar ibu jari dengan panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 0,5 cm.

Keberadaan sel telur ditandai dengan adanya siklus haid. Sejak masa pubertas, wanita akan mendapatkan haid. Yakni perdarahan yang berulang dan periodik, akibat terlepasnya bagian permukaan selaput lendir rahim.

Siklus haid setiap wanita berlangsung sekitar 30 tahun ke depan sejak pertama kali dia mengalaminya. Ketika melewati masa puncak keaktifannya dan mendekati masa 30 tahun, siklus haid perlahan mulai tidak teratur dan akhirnya berhenti alias menopause.

Pada kondisi ini, seorang wanita tak dapat berproduksi lagi atau indung telur sudah tidak menghasilkan sel telur lagi.

Pada masa subur, tumbuh satu folikel matang di dalam indung telur, yang lalu pecah dan mengeluarkan sel telur matang (ovulasi).

Sel telur ini akan ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) di ujung saluran telur, sehingga masuk ke dalam bagian saluran telur yang lebar (ampula). Pada saat inilah bisa terjadi pembuahan jika sel sperma berhasil bertemu dengan sel telur.

3. Pembuahan

Namun sebelumnya sel-sel sperma yang masuk ke liang sanggama harus melakukan perjalanan panjang. Melalui saluran mulut rahim terus ke rongga rahim, ke rongga saluran telur, dan mencapai ujung saluran telur yang lebar (ampula) untuk bertemu dengan sel telur.

Dari berpuluh-puluh juta sel sperma tersebut, hanya beberapa ratus ribu yang dapat mencapai saluran telur, dan hanya satu sel sperma yang bisa menembus sel telur.

Biasanya sel telur akan dibuahi di tuba yang agak menggelembung.

Baca Juga: Mengenal Fungsi Ovarium, Salah Satu Organ Reproduksi yang Paling Penting untuk Perempuan

4. Nidasi dan plasenta

Setelah dibuahi, ovum akan melalui proses nidasi. Biasanya, nidasi terjadi di dinding depan atau belakang rahim. Waktu antara pembuahan hingga nidasi sekitar 6-7 hari. Awalnya, hasil pembuahan menetap di saluran telur selama 2-3 hari, kemudian berjalan menuju rahim. Pada saat ini terjadi pembelahan sel hasil pembuahan secara bertahap.

Setelah 6-7 hari dan sampai di rongga rahim, terjadilah nidasi (implantasi), yaitu “bersarangnya” sel yang telah dibuahi di rahim.

Tentu saja, setelah “bersarang” di rahim, diperlukan suplai darah dan zat-zat makanan dari plasenta (uri) atau tali pusar. Dari suplai inilah, embrio/mudigah akan tumbuh dan berkembang menjadi janin.

5. Anatomi dan hormonal normal

Selain kelima syarat tadi, masih ada satu syarat lagi, yakni suami-istri harus memiliki struktur anatomi yang normal dan sistem hormonal yang dapat bekerja/berfungsi dengan baik.

Untuk istri, alat genitalnya - dari vagina, leher rahim, rahim (uterus), tuba (saluran telur) hingga ovarium (indung telur) -- harus dalam kondisi baik. Sedikit saja ada kelainan maka akan mempersulitnya untuk hamil.

Kasus yang paling sering terjadi pada wanita adalah kelainan di saluran telur/tuba, semisal tersumbat atau malah tertutup seluruhnya. Bila demikian, tentulah sperma maupun sel telur jadi terhalang masuk ke saluran tuba. Akibatnya terjadi infertilitas. Biang kerok lainnya adalah endometriosis atau juga dikenal dengan nama kista.

Pada suami, secara garis besar ada 3 jenis gangguan yang menghambat terjadinya kehamilan. Yakni, produksi sperma, kuantitas/jumlah sperma, dan transportasi sperma. Salah satu gangguan produksi sperma adalah varikokel, yaitu pembesaran vena di testis yang membuat aliran darah jadi tersumbat.

Dalam hal jumlah sperma, meski yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur hanya satu sperma, tapi tetap diperlukan sperma yang banyak, sekitar 200 juta. Hal ini berkaitan dengan  masalah probability/kesempatan membuahi sel telur.

Semakin banyak sperma, semakin banyak kesempatan untuk terjadinya kehamilan. Sedangkan salah satu masalah terhambatnya transportasi sperma berkaitan dengan disfungsi seksual suami, semisal impotensi.

Nah, bila secara anatomi dan sistem hormonal suami-istri tak ada masalah, maka syarat terakhir yang harus dipenuhi adalah berintim-intim di masa subur. Yakni, saat indung telur melakukan ovulasi atau mengeluarkan sel telur dan hingga di saluran telur.

Jadi, sekalipun semua syarat dipenuhi, tapi jika hubungan intim dilakukannya bukan pada masa subur, maka tidak akan terjadi kehamilan. (Sumber: Tabloid Nakita)

Baca Juga: 10 Tanda Hamil yang Sering Muncul, Perubahan Mood yang Cepat sampai Sering Buang Air Kecil