Rencana Konversi Kompor Listrik Tuai Kontra karena Dianggap Tak Cocok dengan Masakan Indonesia, Seperti Ini Pendapat Ahli Masak

By Diah Puspita Ningrum, Sabtu, 24 September 2022 | 10:30 WIB
Program kompor listrik tuai pro kontra dianggap tak cocok untuk masakan Indonesia (Nakita - Cynthia)

Nakita.id - Belakangan ini, topik mengenai kompor listrik sedang ramai dibicarakan oleh publik Indonesia.

Ini karena pemerintah merancang rencana untuk memberikan kompor listrik kepada masyarakat secara gratis.

Program ini dilakukan dalam usaha konversi kompor yang menggunakan gas elpiji 3 kg menjadi kompor listrik.

Hal ini disampaikan oleh Kementerian ESDM, Rida Mulyana beberapa waktu lalu.

Kompor listrik gratis ini diberikan kepada masyarakat yang terdaftar di DTKS atau (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).

Satu paket kompor listrik yang diberikan pemerintah terdiri dari kompor dua tungku, satu alat masak, dan satu MCB atau miniature circuit breaker.

Harga satu paket kompor listrik tersebut diperkirakan bernilai Rp1,8 juta.

Namun seiring dengan wacana ini, ada pro dan kontra yang muncul.

Salah satunya kompor listrik dianggap tidak cocok dengan masakan Indonesia.

Ini karena masakan Indonesia seperti rendang membutuhkan waktu masak yang cukup lama.

Lantas, bagaimana kata ahli?

Baca Juga: BERITA POPULER : Kelebihan Kompor Listri yang Akan Dibagikan Gratis hingga Kenali Manfaat Tomat Bagi Pria untuk Meningkatkan Kesuburaan Sampai Cegah Kanker Prostat

Sejarawan kuliner, Wira Hardiyansyah mengatakan sebenarnya kompor listrik bisa dipakai untuk memasak makanan apa saja, termasuk rendang.

Hanya saja prosesnya akan jauh lebih lama bahkan hingga dua kali lipat dari waktu yang dibutuhkan dengan kompor biasa.

"Kalau masalah bisa bikin rendang sih bisa bisa saja, tapi akan memakan waktu yang lebih lama dari pada penggunaan api langsung," terangnya kepada Kompas.

Proses memasak rendang yang, misalnya, perlu waktu empat jam bisa menjadi delapan jam dengan metode ini.

Memasak dengan kompor listrik

Ia menjelaskan memasak dengan kompor listrik memang akan memakan waktu lebih lama karena memerlukan watt yang tinggi untuk mengubah unsur listrik ke panas.

"Kalau di tanya jadi atau tidak suatu masakan pasti akan jadi tapi tidak semaksimal menggunakan api," terang travelling chef ini.

Pasalnya, ada menu yang membutuhkan tektur maupun aroma tertentu, sebagai ciri khasnya, yang hanya bisa didapatkan dari proses memasak menggunakan api.

Hal ini pula yang perlu dipertimbangkan ketika ingin memasak menu seperti rendang dengan kompor ini.

Oleh sebab itu, ia menyarankan hanya menggunakan kompor elektrik untuk menghangatkan saja, baik untuk menu Indonesia maupun Western.

"Contohnya pepes atau sup, kan itu juga menu Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: Uji Coba Kompor Listrik Akan Dibagikan Gratis, Ini Kelebihannya Dibandingkan Kompor Gas yang Biasa Moms Pakai

Selain itu, kompor listrik juga membutuhkan alat masak khusus sehingga dinilai tidak praktis maupun ekonomis.

Chef Wira berpendapat jika alat ini tidak untuk semua kalangan karena butuh waktu dan usaha lebih untuk mematangkan makanan.

Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR RI, Mulan Jameela mengatakan kompor elektrik ini tidak cocok dipakai untuk menu masakan Nusantara.

Apalagi jika dipakai untuk memasak makanan secara massal seperti hajatan, yang kerap jadi agenda sosial orang Indonesia.

"Karena, masakan Indonesia ya beda, bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran gitu aja."

"Apalagi kalau ada hajatan, mana cukup?" kata istri Ahmad Dhani ini, dalam video yang beredar di media sosial.

Baca Juga: Pemerintah Bagikan 300.000 Kompor Listrik Gratis untuk Warga Miskin, Bagaimana Cara Mendapatkannya?

(Artikel ini sudah tayang di Nova dengan judul: Kompor Listrik Disebut Nggak Bisa Digunakan untuk Masak Rendang, Begini Penjelasan Sejarawan Kuliner)