Optimalisasi Peran Kader Posyandu dalam Mendukung Pencegahan Stunting

By Kirana Riyantika, Rabu, 28 September 2022 | 10:47 WIB
Begini penjelasan mengenai peran kader Posyandu dalam pencegahan stunting (Nakita.id/Shannon)

Nakita.id - Banyak yang bertanya-tanya mengenai peran kader Posyandu dalam pencegahan stunting.

Di Indonesia, kini digalakan pencegahan stunting dari berbagai aspek, salah satunya melalui kegiatan Posyandu.

Masyarakat diharapkan rutin datang ke Posyandu dalam upaya pencegahan stunting.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita.

Penyebab dari stunting adalah kekurangan gizi kronis sehingga tinggi anak di bawah rata-rata anak usianya.

Berikut Peran Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting pada Anak:

1. Pemantauan Pertumbuhan Anak

Tim Nakita telah mewawancarai Anis Purwandari selaku kader Posyandu Ngudi Waras, Supan, Tegalgede, Karanganyar, Jawa Tengah.

Anis Purwandari menjelaskan bahwa di Posyandu rutin memantau pertumbuhan anak melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan.

Setiap hasil pengukuran dicatat dan dievaluasi, apakah pertumbuhan normal atau tidak normal.

"Nanti hasil pencatatan akan diserahkan ke bidan desa. Bidan desa akan menentukan mana yang termasuk pertumbuhan normal atau stunting," ungkap Anis.

Bila anak stunting dideteksi sedari dini, maka bisa dilakukan tindakan supaya kondisi stunting tidak semakin parah.

"Dampak stunting bisa mengganggu pertumbuhan otam serta pertumbuhan tulang dan otot anak," jelas Anis.

Baca Juga: Langkah dan Cara Melakukan Penimbangan Balita di Posyandu, Ketahui Juga Penambahan Berat Ideal Sesuai Usia Anak

Pentingnya peran kader Posyandu untuk mencegah stunting karena stunting bisa memberikan dampak buruk untuk kesehatan anak.

"Ini menyebabkan anak memiliki perawakan pendek dan memiliki risiko berbagai penyakit seperti diabetes, obesitas, hipertensi, kanker, dan stroke," ungkap Anis.

2. Pemberian PMT

PMT (Pemberian Makanan Tambahan) merupakan program dari Posyandu sebagai usaha meningkatkan status gizi anak.

Menu PMT bisa bervariasi diantaranya bubur kacang hijau, susu kedelai, pisang, telur rebus, dan masih banyak lagi.

Menu PMT bisa menjadi MPASI (Makanan Pendamping ASI).

Beberapa bentuk MPASI diantaranya:

- Makanan lumat: makanan seperti pisang, nasi, daging, telur, dan sebagainya yang dilumatkan dan disaring.

- Makanan lembek: setelah mengonsumsi makanan lumat, bayi bisa meningkat teksturnya menjadi makanan lembek atau cincang.

- Makanan keluarga: setelah usia 1 tahun, anak bisa mengonsumsi makanan keluarga.

3. Imunisasi

Di Posyandu juga diadakan imunisasi.

Untuk jadwal pelaksanaannya, Moms dan Dads bisa menanyakan ke kader Posyandu setempat.

Baca Juga: Daftar Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak Tersedia di Posyandu, Simak Selengkapnya!

Peran kader Posyandu untuk mencegah stunting salah satunya kegiatan imunisasi, di mana imunisasi bisa mencegah bayi terserang penyakit.

4. Pengadaan Penyuluhan atau Konsultasi Gizi

Para kader Posyandu memberikan kegiatan penyuluhan dan konsultasi.

Untuk mencegah stunting, bukan dimulai sejak anak lahir.

Namun, mencegah stunting harus dilakukan sejak awal kehamilan yang disebut 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).

1000 HPK dimulai sejak 270 hari (dalam kandungan selama 9 bulan) dan 730 hari (2 tahun pertama setelah lahir).

Kader Posyandu akan memberikan penyuluhan pentingnya IMD (Inisiasi Menyusui Dini) berupa proses menyusui dimulai secepatnya segera setelah lahir.

ASI yang muncul sesaat setelah melahirkan merupakan kolostrum yang mengandung antibodi dan pelindung lainnya bagi bayi.

Disarankan memberi bayi ASI eksklusif selama 6 bulan.

ASI mengandung zat gizi yang sangat baik untuk tubuh dan cocok dengan sistem pencernaan bayi.

Setelah usia bayi 6 bulan, diberikan MPASI dan teruskan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.

Itulah dia Moms penjelasan mengenai peran kader Posyandu dalam pencegahan stunting.

Baca Juga: Fungsi Posyandu dalam Penanganan Stunting, Aktif Melakukan Pemeriksaan Rutin Sejak Bayi dalam Kandungan