Pemberian Obat Cacing untuk Bayi yang Benar

By Ratnaningtyas Winahyu, Minggu, 16 Oktober 2022 | 10:30 WIB
Cara memberikan obat cacing untuk bayi penting diketahui para orangtua (Nakita.id/Adel)

Nakita.id Obat cacing untuk bayi, bagaimana cara memberikannya yang benar?

Obat cacing untuk bayi dapat digunakan oleh anak saat mengalami cacingan.

Namun, sebelum menggunakan obat cacing untuk bayi, Moms perlu tahu tentang cara pemberiannya.

Ya, pemberian obat cacing untuk bayi penting diperhatikan para ibu.

Jangan sampai penggunaan obat cacing keliru dan justru menimbulkan efek samping pada Si Kecil.

Lantas, seperti apa cara memberikan obat cacing untuk bayi yang tepat?

Berikut ini penjelasannya.

Penyakit cacingan pada bayi

Penyakit cacingan merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh cacing.

Cacing yang dimaksud dapat berupa cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang, hingga cacing cambuk.

Namun, salah satu yang kerap terjadi pada bayi dan anak-anak adalah cacing kremi.

Melansir dari Raising Children, anak-anak bisa terkena cacing kremi ketika mereka secara tidak sengaja mendapatkan telur cacing di tangan mereka dan menelannya.

Baca Juga: Pentingnya Pemberian Obat Cacing untuk Bayi

Ini mungkin terjadi jika mereka memasukkan tangan ke dalam mulut atau menggigit kuku setelah bersentuhan dengan penderita cacing atau dengan debu, mainan, atau sprei yang terinfeksi cacing.

Setelah tertelan, telur masuk ke usus kecil, di mana mereka menetas dan bertelur lebih banyak di sekitar anus. Kondisi inilah yang bisa membuat pantat anak menjadi sangat gatal.

Terkadang cacing masuk ke dalam vagina anak perempuan dan membuat area ini juga gatal.

Jika Si Kecil menggaruk pantat dan kemudian menyentuh mulut mereka, bayi pun dapat menelan telur lagi, menyebabkan siklus berulang.

Jika anak-anak menyentuh barang-barang di sekitar rumah tanpa mencuci tangan, telur-telur itu mungkin juga menyebar ke orang lain di rumah.

Gejala cacingan pada anak

Sebagian besar infeksi cacing kremi tidak akan menimbulkan gejala sama sekali.

Tetapi, beberapa anak mungkin akan mengalami beberapa kondisi berikut ini:

- Gatal di sekitar bagian bawah dan/atau vagina, yang biasanya lebih buruk di malam hari        .

- Bagian bawah yang terlihat merah pada kulit yang lebih terang atau coklat, sedangkan ungu atau abu-abu pada kulit yang lebih gelap

- Bayi rewel dan gelisah

Cara memberikan obat cacing untuk bayi

Pemberian obat cacing dapat diberikan pada bayi yang telah ditentukan usia minimalnya. Obat cacing sudah mulai diberikan pada bayi yang telah berusia 12 bulan.

Baca Juga: Obat Bayi Cacingan untuk Usia di Bawah 1 Tahun, Apakah Aman Diberikan? Simak Penjelasannya di Sini!

Ketentuan ini merujuk pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang merekomendasikan pemberian obat cacing mulai dari usia 12 bulan di mana infeksi cacing usus sering terjadi.

Sementara, menurut IDAI, anak dapat diberikan obat cacing sejak mereka berusia 2 tahun.

Melansir dari Vinmec, obat cacing biasanya mengandung 2 bahan aktif yaitu albendazol dan mebendazol.

Mebendazole tidak bersifat toksik dengan kemampuan menghambat kemampuan cacing dalam mengonsumsi nutrisi.

Mebendazol adalah obat yang dijual bebas, sehingga Moms dapat memberi anak dosis reguler setiap 4 hingga 6 bulan, hanya minum 1 tablet 500 mg setiap kali.

Obat-obatan yang mengandung mebendazole hanya boleh diberikan kepada anak-anak berusia 2 tahun ke atas.

Mebendazole dapat digunakan setiap saat sepanjang hari, dapat diminum sebelum atau sesudah makan.

Mebendazol lebih mudah digunakan daripada obat anthelmintik sebelumnya, jadi Si Kecil tidak perlu berpuasa.

Namun, obat ini tetap berpotensi menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan seperti mual, muntah, dan sakit perut.

Untuk mendapatkan efek obat cacing yang terbaik, Moms harus memberikan obat kepada bayi 2 jam setelah makan malam atau pagi hari (dengan perut kosong).

Nah, itulah dia Moms cara memberikan obat cacing untuk bayi yang tepat.

Baca Juga: Manfaat Pemberian Obat Cacing pada Bayi dan Jadwal di Posyandu