Air Ketuban Pecah Pembukaan 3, Apa yang Harus Dilakukan?

By Syifa Amalia, Selasa, 15 November 2022 | 15:46 WIB
Penjelasan mengenai air ketuban pecah saat pembukaan 3. (Freepik/Senivpetro)

Nakita.idAir ketuban pecah merupakan tanda-tanda yang dapat dikenali bahwa persalinan semakin dekat.

Pada umumnya air ketuban pecah ketika kehamilan telah memasuki usia 39 minggu.

Proses persalinan diawali dengan pembukaan jalan lahir yang terjadi secara bertahap.

Pembukaaan mulut rahim dapat dimulai dari pembukaan 1 hingga pembukaan 10.

Tiap fase tersebut dapat berlangsung sampai berhari-hari sampai proses persalinan sebenarnya tiba.

Sementara, air ketuban dapat pecah di antara rentang pemukaan tersebut.

Lantas bagaimana jika air ketuban pecah pada pembukaan 3?

Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan, simak penjelasannya berikut ini, Moms.

Selama kehamilan, bayi dikelilingi oleh cairan ketuban di kantung ketuban yang menjadi pelindung bayi.

Cairan ketuban juga membantu paru-paru dan sistem pencernaan bayi berkembang, sambil menjaga suhu di sekitarnya tetap stabil.

Ketika kontraksi dimulai selama persalinan, selaput yang membentuk kantung ketuban biasanya pecah karena kepala bayi didorong ke bawah dan cairan ketuban keluar dari vagina.

Baca Juga: Ketuban Pecah Tapi Tidak Ada Kontraksi, Apakah Berbahaya untuk Janin? Begini Penjelasannya

Air Ketuban Pecah Pembukaan 3, Apa yang Harus Dilakukan?

Pembukaan 3 artinya adalah lebar serviks telah mencapai 3 cm.

Selama tahap pembukaan 3, ibu hamil membutuhkan banyak istirahat dan mencukupi makanan sehat untuk menyiapkan energi menjelang persalinan nanti.

Ketika pembukaan 3, ibu hamil berada dalam kala 1 atau dikenal sebagai pembukaan.

Pada tahap ini terjadi pematangan dan pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin.

Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu : 

Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam

Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam.

Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik.

Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-90 detik.

Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan.

Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban pecah dini.

Baca Juga: Agar Bisa Segera Bertemu Si Kecil, Begini Cara Cepat Kontraksi Setelah Ketuban Pecah yang Harus Ibu Hamil Tahu

Rata-rata, fase persalinan aktif akan berlangsung 3-5 jam dengan kontraksi berlangsung sekitar 45-60 detik kira-kira berjarak 3-5 menit.

Jika Moms belum pergi ke rumah sakit saat ketuban pecah pada fase pertama, biasanya inilah saatnya untuk pergi ke rumah sakit.

Terkadang ketuban pecah sebelum melahirkan.

Sebagian besar wanita melahirkan sendiri dalam waktu 24 jam.

Jika ini tidak terjadi, ibu hamil akan ditawarkan untuk menginduksi persalinan dan akan disarankan untuk melahirkan di rumah sakit.

Ini karena air ketuban pecah sebelum persalinan mulai meningkatkan risiko infeksi pada bayi.

Dilansir dari Royal Collage of Obstetrician and Gynaeocologists, jika air ketuban pecah, ibu hamil biasanya akan disarankan untuk tinggal di rumah sakit selama beberapa hari.

Meskipun dalam beberapa situasi ini mungkin lebih lama.

Ibu dan bayi akan akan dipantau secara ketat untuk tanda-tanda infeksi.

Ini termasuk pemeriksaan suhu, tekanan darah, dan denyut nadi secara teratur, bersama dengan tes darah untuk memeriksa infeksi.

Detak jantung bayi juga akan dipantau secara teratur.

Baca Juga: Tanda Air Ketuban Pecah, Benarkah Sering Buah Air Kecil dan Kram Perut?