Berapa Persen Kehamilan Ektopik Bisa Terjadi pada Ibu Hamil? Berikut Penjelasannya

By Shannon Leonette, Minggu, 4 Desember 2022 | 16:30 WIB
Berapa persen kehamilan ektopik bisa terjadi pada ibu hamil? Simak penjelasannya di sini. (Pexels.com/SHVETS production)

Nakita.id - Tak banyak ibu hamil yang tahu tentang kehamilan ektopik.

Meski kasusnya cukup jarang, ada baiknya jika Moms mengetahui apa itu kehamilan ektopik.

Termasuk, persentase kehamilan ektopik bisa terjadi pada ibu hamil.

Simak penjelasannya menurut Dr. Dana Baras, MD, MPH selaku dokter obgyn, seperti dilansir dari John Hopkins Medicine.

Apa itu Kehamilan Ektopik?

Kehamilan ektopik berarti embrio yang telah tertanam di dalam tubuh wanita, tetapi di luar rahimnya.

Umumnya, saluran tuba menjadi lokasi ditanamnya embrio pada kehamilan ektopik.

Akan tetapi, embrio juga bisa tertanam di perut, leher rahim, ovarium, atau bahkan sudut rahim.

Lantas, berapa persen kehamilan ektopik bisa terjadi?

Menurut Dr. Baras, sekitar 1% dari semua kehamilan adalah ektopik.

Melanjutkan dari situ, sekitar 50% wanita yang mengalami kehamilan ektopik tidak memiliki faktor risiko yang telah ditentukan sebelumnya.

Atau, dalam arti lain, kehamilan ektopik bisa terjadi tanpa alasan yang jelas.

Baca Juga: Ketahui Kehamilan Ektopik dan Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Meski begitu, mengalami kehamilan ektopik bukan berarti seorang wanita tidak dapat hamil lagi dan akhirnya melahirkan bayi yang sehat serta cukup bulan.

Namun, Dr. Baras menyampaikan bahwa ada kemungkinan untuk mengalami kehamilan ektopik tambahan setelah mengalami sebelumnya.

"Ada kemungkinan 10 persen hal itu (kehamilan ektopik) akan terjadi lagi setelah kehamilan ektopik pertamanya. Kemudian, ada kemungkinan 25% akan terjadi lagi setelah (kehamilan ektopik) yang kedua," papar Dr. Baras.

Faktor Risiko Kehamilan Ektopik

Melansir dari WebMD, penyebab kehamilan ektopik masih belum diketahui sampai sekarang.

Namun, diduga adanya kerusakan pada tuba fallopi menjadi salah satu faktornya.

Selain itu, Moms dengan kondisi-kondisi berikut juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.

- Memiliki penyakit radang panggul

- Terpapar asap rokok

- Berusia lebih dari 35 tahun

- Menderita infeksi menular seksual (IMS)

- Memiliki luka dari operasi panggul

Baca Juga: Apakah Perbedaan Kehamilan Ektopik dengan Kehamilan Normal?

- Memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

- Mencoba melakukan ligasi tuba (mengikat tuba fallopi) atau pembalikan ligasi tuba

- Menggunakan obat kesuburan

- Memiliki perawatan kesuburan seperti IVF atau bayi tabung

- Memakai alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

Tanda-tanda Kehamilan Ektopik

Moms harus tahu, kehamilan ektopik biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama kehamilan.

Bahkan, Moms mungkin tidak tahu apakah sedang hamil atau tidak.

Namun, untuk mempermudah, berikut ini beberapa tanda awal yang perlu Moms waspadai.

- Pendarahan vagina ringan

- Nyeri panggul

- Sakit perut hingga kram perut

Baca Juga: Mengenal Lebih dalam Kehamilan Ektopik dan Penyebabnya

- Muntah

- Nyeri di satu sisi tubuh

- Pusing

- Mudah lelah

- Nyeri di bahu, leher, atau rektum

Apabila Moms merasakan tanda-tanda di atas, segera hubungi dokter kandungannya sendiri.

Jika dibiarkan begitu saja, maka akan menimbulkan risiko komplikasi yang bukan main-main.

Mulai dari pendarahan yang hebat, hingga tubuh mulai mati rasa akibat kehilangan darah dalam jumlah banyak.

Bahkan, dalam kasus terparahnya adalah bisa menyebabkan kematian.

Itulah penjelasan terkait kehamilan ektopik, termasuk persentase kejadiannya.

Semoga bermanfaat ya, Moms.

Baca Juga: Penting Banget Dicatat, Ini Ciri-ciri Hamil Ektopik yang Perlu Diwaspadai