Waspadai Nyeri Dada Saat Hamil, Cari Tahu Apa Penyebab dan Cara Mengatasinya

By Syifa Amalia, Selasa, 27 Desember 2022 | 07:41 WIB
Penyebab dan cara mengatasi nyeri dada saat hamil. (Freepik)

Nakita.id – Ketahui Moms apa penyebab nyeri dada saat hamil dan cara untuk mengatasinya.

Nyeri ringan dan tidak berlangsung lama di dada cukup umum terjadi pada wanita hamil.

Meski demikian, nyeri tersebut juga dapat disebabkan oleh kondisi mendasar yang serius.

Nyeri dada saat hamil ditandai dengan perasaan penuh atau tidak nyaman di dada.

Moms mungkin mengalami nyeri dada menjelang trimester ketiga atau tiga bulan terakhir karena pembesaran payudara atau tulang rusuk yang melebar.

Perubahan ini dianggap normal menjelang tahap akhir kehamilan.

Rahim yang tumbuh selama tahap akhir kehamilan dapat menekan diafragma, yang dapat menyebabkan nyeri dada disertai kesulitan bernapas.

Selain akibat dari beberapa masalah biasa yang dihadapi wanita hamil, nyeri dada juga dapat disebabkan karena kondisi kesehatan lain.

Dilansir dari Mom Junction, berikut ini adalah penyebab dan cara mengatasi nyeri dada saat hamil.

Penyebab Nyeri Dada Saat Hamil

1. Gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan seperti naiknya asam lambung atau mengonsumsi makanan berlemak dapat memicu mulas sehingga menimbulkan nyeri atau rasa panas di dada.

Ini bisa jadi karena peningkatan perubahan hormonal dan pertumbuhan janin yang menekan perut.

Baca Juga: 3 Dampak Kesehatan Jika Asam Lambung Naik pada Saat Masa Hamil

Nyeri dada akibat gangguan pencernaan dari makanan lebih sering terjadi setelah 27 minggu kehamilan.

2. Infeksi

Infeksi dada adalah salah satu penyebab utama nyeri dada. Kondisi ini pada dasarnya adalah penyakit saluran udara.

Penyebab yang disebutkan di atas mengakibatkan nyeri ringan dan mungkin tidak menyebabkan kepanikan.

3. Asma

Jika ibu hamil menderita asma ringan atau pernah mengalaminya di masa lalu, penyakit ini bisa kambuh atau memburuk selama kehamilan.

Inilah yang dapat menyebabkan ada sesak di dada yang mengakibatkan nyeri dada.

4. Trombosis vena dalam

Trombosis vena dalam (DVT) adalah kondisi medis yang mengacu pada gumpalan darah di pembuluh darah yang lebih dalam, biasanya di kaki atau panggul.

Gumpalan darah di kaki dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai paru-paru.

Kemudian dapat menyebabkan nyeri dada, emboli paru, atau dalam beberapa kasus yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.

5. Penyakit jantung koroner

Dalam kondisi ini, plak menumpuk di dinding arteri, menyebabkannya semakin menyempit dari waktu ke waktu.

Ini dapat membatasi aliran darah, menyebabkan nyeri dada atau serangan jantung.

Cara Meredakan Nyeri Dada Selama Kehamilan

Jika nyeri dada disertai dengan sesak napas, pusing, dan lemas, Moms perlu menemui dokter secepatnya.

Baca Juga: Jangan Dulu Menyalahkan Pasangan, Ternyata 4 Kebiasaan Ini yang Bikin Susah Hamil dan Ganggu Kesuburan

Namun, jika rasa sakitnya tidak berbahaya, maka dapat mencoba langkah-langkah di bawah ini.

- Perhatikan postur tubuh  

Pastikan memberikan ruang yang cukup pada paru-paru.

Misalnya hindari membungkuk, cobalah duduk dan berdiri tegak untuk memungkinkan cukup oksigen masuk ke paru-paru.

- Gunakan bantal

Topang tubuh sedikit dengan bantal sambil berbaring di tempat tidur. Ini bisa membantu bernapas dengan mudah.

Tetap tenang, jangan terlalu lelah, dan beristirahat sebanyak yang Moms bisa.

Berbaring miring ke kiri juga dapat membantu mengurangi tekanan pada dada, paru-paru, dan pembuluh darah utama, sehingga meredakan nyeri dada saat hamil.

- Jangan langsung tidur setelah makan

Tidak peduli seberapa lelahnya, namun cobalah untuk tidak langsung berbaring setelah makan.

Selama kehamilan, masuk akal untuk makan makanan kecil secara berkala untuk mencegah asam lambung, mulas, GERD yang meningkatkan mengalami gejala nyeri dada.

Selain itu, hindari hal-hal yang dapat membuat perut kembung seperti alkohol dan kafein.

- Makan dengan sehat

Makanlah makanan yang sehat dan seimbang, yang memberi Moms cukup vitamin dan mineral.

- Olahraga

Olahraga teratur dapat membuat tubuh tetap sehat dan melindungi dari serangan infeksi.

Baca Juga: Warna Urine Berubah Selama Kehamilan, Apa yang Perlu Dikhawatirkan?