Cerita Gus Iqdam yang Mulai Pengajian dengan Hanya 7 Jamaah, Kini Berjumlah Ribuan, Jadikan Musik Jadi Daya Tarik?

By Saeful Imam, Kamis, 12 Januari 2023 | 21:29 WIB
Kisah Gus Iqdam di pengajiannya yang mendatangkan biduan dangdut ()

Baca Juga: Astagfirullohaladzim! Biduan Dangdut Koplo Menyanyi dan Berlenggak-lenggok di Majlis Taklim dengan Disaksikan Jamaah Laki-laki, Warganet : 'Tanda Akhir Zaman'

Awalnya, hanya tujuh orang jamaah yang mengikuti majelisnya.

Dalam channel youtube Gus Iqdam offiical ia berkata, 'Rumiyin babatipun kaliyan tiyang pitu (Dulu waktu awal mulai bersama tujuh orang),' cerita Gus Iqdam dalam channel youtube Gus Iqdam Official.

“Tiyang pitu niku mboten wonten ingkang sarungan (Orang tujuh itu tidak ada yang bersarung) “.

Gus Iqdam memiliki darah kyai, yaitu keturunan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Udanawu, Kabupaten Blitar sedangkan ibunya, Hj Nyai Lanratul Farida adalah putri pendiri pesantren Mambaul Hikam.

Nyai Rid begitu akrab disapa, juga pengasuh Ponpes Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat. Gus Iqdam memiliki tiga orang kakak kandung dan ia yang paling muda (bungsu).

Di saat Gus Iqdam tumbuh remaja, ayahnya meninggal dunia. Soal pengetahuan agama, ia banyak mengaji kepada KH Dliyauddin Azzamzami atau Gus Diyak pengasuh Ponpes Mambaul Hikam Mantenan Udanawu.

Gus Diyak yang bagi Gus Iqdam sudah seperti ayah sendiri, merupakan saudara ibunya. Selain itu, ia juga nyantri di pondok pesantren Al Falah Ploso Kediri (Berdiri 1924). “Saya santrinya Gus Kausar. Bisa seperti ini karena nyantri di Gus Kausar,” terang Gus Iqdam.

Gus Iqdam memulai Majelis Ta’lim Sabilu Taubah setelah di lingkungannya meminta. Saat itu ia masih kerap menerima undangan ngaji di Lampung, Sumatera. Dimulai dari obrolan warung kopi yang kemudian dikonsultasikan kepada gurunya, Gus Iqdam merintis majelis ta’lim.

Ia melihat harus ada yang mendampingi kaum muda. Terutama mereka yang terlanjur dicap sebagai para pemuda Madesu, harus ada yang mengantarkan ke jalan pencerahan. Langkah yang diambil Gus Iqdam tidak langsung berjalan mulus.

Di awal majelis berdiri, tidak sedikit yang meragukannya. Namun dengan mendapat dukungan Gus Diyak, kendala yang ada justru menjadi penyemangat. “Di awal sempat didebat ilmu agama bersimpangan dengan kenyataan dunia,” kenang Gus Iqdam.

Perlahan dan pasti, Majelis Sabilu Taubah yang berlokasi di Karanggayam terus berkembang. Jumlah jamaah dari hari ke hari terus bertambah. Gus Iqdam ngaji rutin seminggu dua kali. Setiap malam Selasa dan malam Jumat. Ia mengedepankan tema-tema akhlakul kharimah.

Baca Juga: Banyak yang Minta Boikot Lesti Kejora dari TV Padahal Profesi Utamanya Jadi Biduan Dangdut, Kondisi Istri Rizky Billar Sebelum Jadi Pengangguran Diungkap Pengacara: 'Aku Sampaikan Sejauh Ini...'

Meski positif mendatangkan banyak jamaah yang ingin bertaubat, pendekatan ini juga menuai kontraversi pada sebagian kalangan.

Mereka menganggap menghadirkan musik dangdut apalagi dengan kehadiran biduanita, dianggap sudah melanggar syariat islam.

Sebab, pementasan musik dan biduanita dapat merangsang syahwat laki-laki. 

Selain itu, lagu-lagu dangdut koplo yang dinyanyikan pun banyak mengandung lirik lagu cinta yang juga menuai kontraversi.

Baca Juga: Bakal Melarat hingga Karier Hancur? Rizky Billar Kehilangan Job Jadi Host Dangdut Academy 5 Usai Lakukan KDRT Pada Lesti Kejora, 'Didapat dengan Mudah, Pergi dengan Mudah'